Perpustakaan UGM memperkuat kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All (Sepatu Jolifa) dengan Perpustakaan dan Arsip DIY dan sejumlah perguruan tinggi/sekolah tinggi di DIY.
Hal ini diwujudkan dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara UGM, Perpustakaan dan Arsip DIY serta tujuh perguruan tinggi/sekolah tinggi di DIY. Tujuh perguruan tinggi tersebut adalah ISI, UNY, UII, Universitas Sanata Dharma, UIN Sunan Kalijaga, UPN Veteran Yogyakarta, serta Sekolah Tinggi Agama Islam Terpadu. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan Selasa (19/9) di Perpustakaan UGM.
Kepala Perpustakaan UGM, Dra. Nawang Purwanti, M.Lib., menyampaikan Jogja Library for All telah dikembangkan sejak tahun 2005 silam untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi dari seluruh perpustakaan di DIY. Lalu, melalui kerja sama kali ini diharapkan kolaborasi bisa semakin kuat dan mempermudah masyarakat dalam mengakses sumber kepustakaan.
“Perpustakaan UGM terus berusaha untuk meningkatkan fasilitas dan kolaborasi untuk memenuhi sumber kepustakaan bisa terpenuhi dengan baik,” terangnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, Dra. Monika Nur Lastiyani, MM., menyambut baik kegiatan penandatanganan perjanjian kerja sama dalam pengembangan dan pemanfaatan Sepatu Jolifa. Sistem ini merupakan jaringan kerja sama antara perpustakaan berbasis teknologi infromasi yang mengedepankan konsep saling berbagi dalam pemanfaatan koleksi perpustakaan. Hingga saat ini, telah ada 42 perpustakaan di DIY yang tergabung dalam Sepatu Jolifa baik perpustakaan umum, perpustakaan khusus perpustakaan perguruan tinggi, maupun perpustakaan sekolah.
“Sepatu Jolifa ini dulu namanya Jogja Library for All dan kita rebranding. Saat ini ada 42 anggota yang saling bekerja sama sampai tahap silang pinjam,” ungkapnya.
Monika mengatakan kerja sama ini merupakan bentuk komitmen sekaligus momentum untuk mempercepat pengembangan dan pemanfaatan Jogja Library for Alll. Dengan begitu, diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas lagi ke masyarakat. Tak lupa ia meminta dukungan dari perguruan tinggi dan sekolah di DIY untuk membantu mempromosikan sistem ini agar kemanfaatannya bisa dirasyakat oleh semakin banyak orang.
Penulis: Ika