Kontribusi pos dan logistik di tengah Pandemi Covid-19 memiliki peran yang cukup penting dalam mendistribusikan alat kesehatan ke seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya itu, PT Pos Indonesia juga berperan penting dalam menyalurkan dana bantuan sosial hingga sampai ke masyarakat miskin yang terkena dampak pandemi virus corona ini. Hal itu mengemuka dalam webinar Kontribusi Pos dan Logistik untuk Mengatasi Pandemi Covid (The New Normal). Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM pada Rabu (20/5) lalu.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutannya mengatakan di saat pandemi ini pengiriman alat kesehatan seperti Pakaian ADP, masker dan peralatan kesehatan sangat penting dalam menanggulangi penyebaran Covid-19. Di sisi lain, perubahan perilaku masyarakat dari belanja offline menjadi online merupakan peluang sektor ini untuk berkembang, meskipun perubahan perilaku dapat terjadi ketika pandemi berakhir. Namun, hal itu menjadi peluang dan tantangan sektor pos dan logistik di era new normal.
Gilarsi W. Setijono, Direktur Utama PT. Pos Indonesia, menyampaikan PT. Pos Indonesia di masa pandemi ini terus melayani masyarakat meski terkendala dari sisi pengiriman barang akibat pembatasan transportasi dengan adanya penerapan PSBB di beberapa daerah. “Meski ada kendala tapi kita selalu memperhatikan kesehatan seluruh pegawai harus sehat dulu dalam memberikan pelayanan, karenanya protokol kesehatan Covid-19 selalu diperhatikan,” katanya.
Selain mendukung pelayanan pengiriman alat kesehatan untuk tenaga medis, PT. Pos Indonesia dipercaya pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial baik tunai dan non tunai. Tantangan terbesar dalam pendistribusian bansos tersebut terkait data alamat penerima bantuan. Sebab, data keluarga miskin semakin bertambah. “Kita memiliki 58 juta data alamat, kita olah dengan teknologi AI sehingga kita memiliki data 8,3 juta data alamat sebagai target tujuan pengiriman,” ujarnya.
Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Prof. Agus Taufik Mulyono, mengatakan dampak positif pandemik Covid-19 berupa literasi IT dan kemudahan akses prosedur digital dapat dimanfaatkan sektor pos dan logistik untuk mempercepat distribusi logistik kemanusiaan. Menurutnya, pemerintah harus segera mendefinisikan perangkat legal terkait aturan main donor logistik kemanusiaan untuk bencana non alam. “PT. Pos Indonesia dan Asperindo dapat berperan sebagai donor untuk mengelola distribusi bahan bantuan logistik kemanusian pada masa dan pasca pandemik Covid-19,”ujarnya.
Ahmad M Ramli, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kominfo, menyampaikan di masa pandemi Covid-19 ini jumlah transaksi online shop meningkat 400 persen dan diprediksi akan terus berlanjut pada new normal, platform marketplace akan mendapat persaingan dari retailer besar hingga minimarket yang juga membuka layanan online hingga delivery. “Jasa pos dan logistik akan berkompetisi pada kualitas layanan ini,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohammad Feriadi, mengakui adanya peningkatan permintaan pengiriman barang karena beralihnya pemesanan barang lewat platform online. Namun begitu, seluruh jaringan Asperindo mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dalam pelayanan pengiriman barang hingga sampai ke tangan konsumen. “Terdapat peningkatan permintaan yang signifikan dari masyarakat karena berpindah ke platform online,” paparnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : www.shutterstock.com