Mengantongi IPK 4,00, Ilham Budi Kurniawan (34) dinyatakan menjadi lulusan terbaik Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Iapun tersenyum bangga menapaki tangga saat menerima ijazah pada upacara Wisuda Program Pascasarjana Periode Tahun Akademik 2024/2025, Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Ilham lulus Program Magister Manajemen FEB UGM dengan masa studi 1 tahun 4 bulan. Sementara rerata masa studi program magister adalah 2 tahun 2 bulan.
Memiliki latar belakang pekerjaan di Biro Sumber Daya Manusia di Kementerian Keuangan, ia memang berniat melanjutkan pendidikan untuk mengisi kekurangan kompetensi yang ada dalam dirinya. Setelah menempuh pendidikan D-3 Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan S-1 Akuntansi Universitas Hasanuddin serta menjalani pekerjaannya yang berfokus pada manajemen sumber daya manusia, setelah belasan tahun bekerja, ia memutuskan untuk mengambil program MM FEB UGM dengan konsentrasi di Sumber Daya Manusia dan Organisasi. “Semoga ini sejalan dengan rencana masa depan saya yaitu menjadi analisis SDM aparatur di Kementerian Keuangan,” jelasnya.
Ilham mengakui latar belakang pendidikan sebelumnya sangat berbeda dengan tugas-tugas yang ia kerjakan. Karenanya, ia menerapkan learning by doing selama bekerja. Baginya, berkuliah di MM UGM dapat membantunya untuk memeriksa ulang apakah praktiknya dalam bekerja sudah selaras dengan teori yang dipelajari di kelas.
Merunut pengalamannya belajar di MM UGM, Ilham mengungkapkan bila kurikulum MM FEB UGM sebagai kurikulum yang sangat dibutuhkan di dunia profesional. Kurikulum yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi bagaimana mahasiswa diminta untuk melakukan praktik dengan terjun langsung di lapangan seperti lewat program immmersion dan social project. “Waktu itu, saya mendapatkan UMKM di Gunung Kidul dan social project di salah satu SD di Bantul. Jadi, selama berkuliah tidak semata-mata hanya belajar secara teori, tetapi banyak pengalaman dan soft skill yang saya dapatkan terutama entreprenuership dan manajemen sumber daya manusia,” jelasnya.
Ilham sempat merasa tidak percaya diri di awal-awal mengikuti perkuliahan di Program MM UGM. Ia bahkan mengaku masih merasa belum begitu terbiasa untuk melakukan presentasi serta mengungkapkan ide atauoun gagasan. “Hampir setiap hari melakukan presentasi ketika berkuliah di MM FEB UGM menjadikan saya lebih percaya diri. Keterampilan komunikasi dan negosiasi pun kian meningkat karena terbiasa mempraktikkannya,” tuturnya.
Begitu saat menjalani proses penyelesaian tugas akhir. Menurutnya, penyelesaian tugas akhir sebagai momen yang menguras tenaga baginya. Ia merasa belum banyak yang bisa ia kuasai, dan salah satu yang menjadi momok terkait penguasaan mata kuliah statistik.
Selain itu, iapun dituntut harus mempelajari metode penelitian kuantitatif dari nol. Sangat berbeda saat menempuh kuliah program D3 dan S1, ia hanya diminta menggunakan analisa metode kualitatif. “Tentu saya membutuhkan orang lain untuk belajar dan berbagi pengetahuan. Jadi, saya memanfaatkan discussion room untuk melakukan sharing dengan teman-teman. Untungnya, para dosen juga suportif sekali ketika diberi pertanyaan mereka akan sangat terbuka untuk menjawabnya,” papar Ilham.
Menjalani perkuliahan dengan rutinitas membaca buku dan jurnal serta melakukan presentasi tentunya melelahkan. Meski begitu tidak menyurutkan motivasi Ilham. Iapun berusaha mencari support system agar mampu mengembalikan semangatnya. “Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Menurut saya, memiliki support system itu penting entah itu orang tua, teman-teman, atau lingkungan sekitar ketika berkuliah maupun di kehidupan pekerjaan,” jelasnya.
Budaya kota Yogya dan UGM, diakuinya menjadi faktor yang membuatnya betah untuk terus berkuliah. Kebersamaan di antara para mahasiswa merupakan hal baru yang ia dapatkan selama berkuliah S2. “Teman-teman saya tidak pelit ilmu. Mereka sangat terbuka untuk membagikan ilmu dan tidak individualis. Ini adalah momen yang sangat berkesan untuk saya. Saling memberi dukungan dan bersaing secara sehat dengan prestasi masing-masing,” terangnya.
Menilik keberhasilan yang ia raih, Ilham pun memberikan tips sukses studi. Untuk bisa meraih prestasi yang baik, menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan. Utamanya adalah berhubungan baik dengan siapapun, termasuk dengan dosen senior, dosen junior, dan teman-teman. “Ada banyak lintas ilmu di MM FEB UGM sehingga ada beberapa mahasiswa yang menguasai ilmu tertentu ada juga yang kurang. Dari sini, saya banyak berdiskusi dan melakukan transfer ilmu dengan mereka,” jelasnya.
Ilham selalu berusaha menanamkan mindset positif untuk membantunya agar bisa berpikir secara mindfull. Ia belajar untuk tidak memaksakan diri dengan berfokus pada hal yang dapat dikendalikan, dan dengan tidak memaksakan diri terhadap segala hal.
“Dalam hidup, saya belajar ada lingkaran kendali dan lingkaran di luar kendali saya. Saya mencoba memaksimalkan hal-hal yang dapat saya kendalilkan dan menghiraukan hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan. Jika terlalu memikirkan hal yang tidak dapat dikontrol, saya menjadi burn out dan tidak fokus belajar,” urainya.
Ia masih ingat saat mengambil mata kuliah Strategic Management di awal-awal masa kuliah. Ia mendapatkan insight menarik dari dosen pengampu mata kuliah tersebut yaitu Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M. “Hidup ini bukan hanya mengejar impian tetapi juga meninggalkan jejak dan bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain”, kenangnya.
Reportase : Shofi Hawa Anjani & Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB
Penulis : Agung Nugroho