
Perasaan senang dan haru dirsakan oleh Hayya Raisa Maharani (20), sebagai wisudawan termuda Prodi Sarjana yang diluluskan oleh Universitas Gadjah Mada Rabu (26/2) lalu. Gadis lulusan prodi International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang kerap dipanggil Hayya ini mengaku tak menyangka bahwa ia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan waktu yang cepat, terlebih menjadi wisudawan termuda di periode ini di usianya masih menginjak 20 tahun 5 bulan itu yang berhasil lulus dengan IPK 3,76.
Ia pun mengaku mengaku deg-degan dan juga senang karena sudah mencapai chapter baru di kehidupannya saat ini, meski tak dapat dipungkiri di waktu yang sama ada perasaan sedih karena ia akan berpisah dengan teman-temannya dan juga dengan kampus UGM. “Perasaan seneng banget sih pasti bisa menyelesaikan S1 setelah perjuangan 3,5 tahun terakhir dan setelah ngelewatin suka dukanya kemarin,” ujarnya, Senin (3/3).
Hayya mengaku ia bisa menyelesaikan studi di usia muda dikarenakan ia mengikuti kelas akselerasi di bangku SMA sehingga bisa lulus pada waktu 2 tahun.“Di SMA saya sempat mengikuti program akselerasi jadi lumayan ngebantu juga ngerjain sesuatu dengan cepat, seperti mengerjakan skripsi,“ ujarnya.
Adapun topik skripsinya yang diambilnya adalah “Parental Differential Treatment And Its Predictive Impact on Romantic Attachment Style Among Indonesian University Students”. Ia menjelaskan bahwa ia meneliti tentang bagaimana perbedaaan perlakuan atau pola asuh orang tua dapat berpengaruh pada pola kelekatan romantis yang dimiliki oleh mahasiswa di Indonesia. Hayya menceritakan sedikit bahwa dalam prosesnya, ia sempat merasa demotivasi dan sedikit kesulitan selama proses bimbingan dikarenakan proses pengerjaan skripnya yang full online, dan juga membuatnya jauh dari teman-teman seperjuangan.
Hayya bercerita, selama masa kuliah ia tidak hanya berkutat hanya mengikuti perkuliahan saja. Di tahun ketiganya, tepatnya di semester 5 ia menjadi penerima awardee dari program Indonesian International Student Mobility Awards (IISSMA) di University College Cork (UCC), Irlandia. Menurutnya, melalui program ini ia dapat mengikuti pelajaran dari disiplin ilmu yang berbeda, sehingga membuatnya belajar akan perspektif-perspektif baru.
Selain mengikuti kegiatan akademik, saat menjalani program IISMA pun ia sempat mengikuti beberapa program di luar akademis seperti menjadi Co-Student Representative di IISMA yang tugasnya adalah mendampingi para awardee lain di UCC dari awal sampai akhir, tak hanya itu selama IISMA ia pun bersama awardee lainnya sempat menyelenggarakan dua program yaitu Rona Jiwa dan Widyaloka untuk memperkenalkan budaya Indonesia di sana, dan juga menjadi ketua dari Campaign SDGS dan juga online talkshow yang mempromosikan IISMA dan studi di luar negeri terlebih di area United Kingdom dan juga Ireland. “Dari seluruh pengalaman tersebut, saya merasa selain mempelajari banyak skills saya pun merasa tambah percaya diri dengan mencoba banyak hal,” ungkapnya.
Ditanya soal alasan dirinya tertarik memilih kuliah prodi Psikologi, Hayya mengaku tertarik mengetahui bagaimana jalan pikiran dan juga tingkah laku manusia dalam bekerja. Tak hanya itu, dengan mempelajari psikologi pun ia dapat lebih memahami tentang isu-isu kesehatan mental, yang menurutnya tak kalah penting dengan kesehatan fisik. Ia pun berharap dapat menjadi psikolog dan membantu banyak orang nantinya. “Tentunya psikologi bakal sangat sangat berguna di berbagai aspek kehidupan, dan tentunya saya akan menerapkan hal-hal yang sudah saya pelajari ke dalam keseharian untuk memahami diri saya sendiri dan juga hal-hal lain dengan lebih baik dan tentunya untuk mengembangkan diri,” ucapnya.
Soal tips agar bisa lulus di usia muda seperti dirinya dengan masa studi lebih cepat dengan IPK cumlaude, Hayya mengaku selalu memegang prinsip bahwa hidup bukan lah sebuah perlombaan. Meskipun di luar sana mungkin ada orang-orang yang sudah mencapai banyak hal di hidupnya, mendapatkan pekerjaan impian, serta hal-hal hebat lainnya, tak seharusnya hal tersebut menjadi sebuah hal yang terlalu dipikirkan, karena pada akhirnya semua hal itu adalah bagian dari perjalanan dari kehidupan mereka dan bukan bagian dari kehidupan kita. Baginya, setiap orang berjalan di waktu dan jalannya masing-masing. “Normal kalau kadang-kadang kita merasa tertinggal dari orang lain, tapi inget kalau kamu berjalan di jalanmu sendiri. Jadi aku harap, apapun yang sedang kamu lakukan sekarang bisa membuat kamu menemukan bahagiamu di sana. Semoga, kamu bisa ngejar mimpi dan cita-cita kamu dan memberikan dampak baik bagi diri kamu dan sekitar kamu,” pesannya.
Penulis : Leony
Editor : Gusti Grehenson