Tri Melasari, S.Pt., M.Si., Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian RI, berhasil meraih gelar doktor dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Keberhasilan meraih gelar tersebut ia raih berkat desertasi penelitian berjudul Efektivitas Keberadaan Kapal Ternak Camara Nusantara dan Penerapan Prinsip Kesejahteraan Ternak Dalam Distribusi Ternak Sapi di Indonesia yang ia pertahankan pada hari di Fakultas Peternakan UGM, Sabtu (25/10).
Dalam ujian terbukanya, promovenda dinyatakan lulus doktor dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dengan predikat cumlaude dengan lama studi 2 tahun 7 bulan 17 hari serta IPK 3,99. Melalui desertasi Efektivitas Keberadaan Kapal Ternak Camara Nusantara dan Penerapan Prinsip Kesejahteraan Ternak Dalam Distribusi Ternak Sapi di Indonesia, dalam kajiannya ia menyoroti pentingnya transportasi laut khusus ternak dalam mendukung distribusi sapi antar pulau, sekaligus penerapan prinsip kesejahteraan hewan.
“Hasil penelitian memperlihatkan kapal ternak Camara Nusantara berperan signifikan dalam menekan disparitas harga antara daerah produsen dan konsumen. Meskipun volatilitas harga belum sepenuhnya terkendali, keberadaan kapal ternak terbukti mampu menjaga stabilitas distribusi sapi antarwilayah,” ujarnya.
Dari aspek kesejahteraan hewan, kata Tri Melasari, kapal Camara Nusantara telah memenuhi standar yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan susut bobot badan sapi rata-rata hanya 6,27 persen, lebih rendah dibanding transportasi konvensional. Faktor yang mendukung antara lain ketersediaan pakan dan air, ventilasi yang memadai, serta pengaturan kepadatan ternak. Sementara dari sisi ekonomi, hasil analisis menunjukkan bahwa kapal Camara Nusantara layak secara finansial dengan rasio manfaat-biaya sebesar 1,243. “Keberadaan kapal ternak ini juga mendorong pertumbuhan usaha sapi potong di Nusa Tenggara Timur (NTT), memperluas akses pasar, dan meningkatkan kesejahteraan peternak,” terangnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Agung Suganda, M.Si yang turut hadir dan menyaksikan ujian terbuka berharap agar kerja sama Kementerian Pertanian dengan Kementerian Perhubungan terkait dengan keberadaan kapal ternak Camara Nusantara (CN) bisa diteruskan untuk existing trayek yang sudah ada. Ia juga mendorong penambahan trayek baru untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas ternak.
”Indonesia itu adalah negara kepulauan sehingga membutuhkan tol laut yang lebih efisien. Untuk itu selain SOP teknis perlu dipikirkan pola distribusi yang mendorong adanya efisiensi,” paparnya.
Melalui desertasi Tri Melasari, ia juga berharap munculnya peran swasta dalam pengadaan kapal angkut ternak selain dari pemerintah. Di tingkat ASEAN, katanya, baru Indonesia yang bisa mengirimkan ayam hidup dari Bintan ke Singapura dengan kapal angkut ternak oleh pihak swasta. :”Tingkat keberhasilan dan kesejahteraan hewan (animal welfare)-nya juga terjaga karena dalam pengiriman yang memerlukan waktu selama 8 jam tersebut hanya 1 ekor ayam yang mati. Kondisi atau pola semacam ini perlu terus kita dorong termasuk di ternak ruminansia, baik ruminansia besar dan kecil,”katanya.
Reportase : Satria/ Humas Fakultas Peternakan UGM
Penulis : Agung Nugroho
Foto: Margiyono
