Universitas Gadjah Mada berhasil meraih 14 penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025 yang dilaksanakan di Graha Diktisaintek, Jakarta, Jumat (19/12). Seperti diketahui, pemberian anugerah yang diberikan oleh Kemendiktisaintek RI ini merupakan ruang apresiasi bagi insan dan institusi pendidikan yang berkontribusi memajukan dan menginspirasi bangsa.
Dalam pemberian penghargaan Anugerah Diktisaintek kali ini, UGM meraih 3 penghargaan di Anugerah Perguruan Tinggi, yakni penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Negeri dengan kinerja mobilitas mahasiswa terbanyak (bergelar), Perguruan Tinggi Pelaksana Pembentukan dan Penguatan Unit Layanan Disabilitas Terbaik 1 Tahun 2024 dan penghargaan Dosen Berdampak yang didapat oleh Dosen Farmasi UGM, apt. Eka Noviana, Ph.D.
Lalu di Anugerah Riset dan Pengembangan, UGM berhasil 3 penghargaan yakni Bronze Winner untuk sub kategori Institusi dengan Skor SINTA Terbaik Periode 2022–2024, penghargaan Bronze Winner untuk Paten Sederhana yang Telah Digunakan Masyarakat yang didapat oleh Dosen FTP Sri Rahayoe, S.T.P., M.P., dan penghargaan Gold Winner untuk Produktivitas Paten atau Dosen Pemilik Paten Produk Riset dengan Royalti Bernilai Tinggi yang diraih oleh Dosen FMIPA Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana.
Di Anugerah Sains dan Teknologi, UGM juga meraih 3 penghargaan yakni Gold Winner untuk sub kategori Perguruan Tinggi Negeri Terproduktif di Bidang STEM, penghargaan Silver Winner untuk penghargaan Ilmuwan Senior Terbaik di Bidang STEM yang didapat oleh Dosen FKG Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., serta penghargaan Gold Winner untuk Ilmuwan Muda Terbaik di Bidang STEM yang diraih oleh Dosen FEB Dr. Fitri Amalia, S.E., M.Sc.
Selanjutnya di Anugerah Protokol, UGM berhasil meraih Gold Winner untuk subkategori Manajemen Keprotokolan. Lalu di Anugerah Humas, berhasil meraih 3 penghargaan, yakni Gold winner untuk subkategori Media Sosial terbaik, Bronze winner untu Siaran Pers dan Bronze winner untuk sub kategori Insan Humas yang didapat Koordinator Humas, Hestining Kurniastuti, S.S., M.B.A. Terakhir di Anugerah Kerja Sama, UGM meraih Silver Winner di penghargaan Perguruan Tinggi dengan Kerja Sama Pemerintah/Lembaga Swadaya Masyarakat Terbaik.
Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi mengaku bersyukur karena UGM berhasil meraih 14 penghargaan. Menurutnya capaian ini tidak lepas dari kerja sama yang baik antar unit yang ada di lingkungan UGM. “Saya kira capaian ini merupakan hasil inovasi, kreativitas dan sinergi dari masing-masing unit yang telah memberikan kontribusi besar dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi,” katanya, Minggu (21/12).
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Penelitian UGM, Prof. Mirwan Ushada. Bagi Mirwan, penghargaan yang diraih para insan peneliti di lingkungan UGM merupakan hasil sinergi yang mengedepankan kecerdasan kolektif peneliti baik dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, laboran, institusi dan Direktorat Penelitian. “Semua berkontribusi agar penelitian berdampak dari produksi pengetahuan, penghiliran kemanfaatan masyarakat, dan bermitra dengan industri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi” ujar Mirwan.
Upaya UGM dalam melahirkan insan peneliti muda, Mirwan menjelaskan bahwa Direktorat Penelitian menjalankan tiga fungsi utama, yakni sebagai grant management untuk memfasilitasi pendanaan dan insentif, enabler dalam pengembangan kapasitas peneliti lintas disiplin, serta koordinator kelembagaan penelitian, sarana-prasarana, dan sistem pendukung ekosistem riset dan inovasi.
Ketua Unit Layanan Disabilitas (ULD) UGM Dr. Wuri Handayani mengaku tak menyangka jika UGM bisa berhasil mendapat penghargaan dan pengakuan dari pemerintah sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana Pembentukan dan Penguatan Unit Layanan Disabilitas Terbaik. Menurutnya, penghargaan ini makin memotivasi ULD untuk memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik bagi sivitas akademika. “Saya sangat bersyukur bahwa komitmen kampus agar menjadi lebih inklusif diapresiasi oleh Diktisantek,” ungkapnya.
Wuri berharap di masa mendatang, Kemendiktisaintek RI perlu mendorong penghargaan lain dengan indikator kampus inklusif yang lebih komprehensif, misalnya dari jumlah mahasiswa dan staf/dosen disabilitas, tingkat aksesibilitas dan adanya kebijakan tertulis dari kampus untuk mendorong inklusivitas di kampus masing-masing
Dalam siaran pers dari Kemendiktisaintek, Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, Prof. Togar Mangihut Simatupang, melaporkan penghargaan ini menjadi penyelenggaraan kelima Anugerah Diktisaintek sebagai bentuk apresiasi kepada perguruan tinggi dan insan atas kinerjanya dalam mendukung kebijakan kementerian. Secara keseluruhan, terdapat 547 penghargaan dalam 15 subkategori yang diberikan kepada penerima dari PTN maupun PTS, LLDIKTI, mitra dunia usaha dan industri, kementerian/lembaga, serta jurnalis dan media.
Ke depan, Kemendiktisaintek berkomitmen terus memperkuat tata kelola dan kebijakan pendidikan tinggi. Togar menyebutkan bahwa kementerian telah merilis Peraturan Menteri tentang Rencana Strategis serta akan meluncurkan indikator kinerja utama yang dapat menjadi acuan pengembangan perguruan tinggi. “Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kualitas pelaksanaan program dan kebijakan secara menyeluruh serta meningkatkan akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai kontribusi pemangku kepentingan,” katanya.
Sementara itu, Mendiktisaintek RI, Prof. Brian Yuliarto menegaskan bahwa penghargaan ini bukan garis akhir perjalanan, justru menjadi penanda bahwa kepercayaan pemerintah kepada perguruan tinggi semakin besar. Ia menambahkan bahwa pendidikan tinggi tidak boleh berjarak dengan realitas masyarakat. Transformasi bangsa, menurutnya, hanya dapat terwujud ketika ilmu pengetahuan hadir dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Saya melihat langsung bahwa Bapak dan Ibu semua adalah garda terdepan kemajuan pendidikan tinggi,” tuturnya.
Penulis : Hanifah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Humas Kemendiktisaintek RI
