Masih dalam rangka rangkaian kegiatan Dies Natalis UGM ke-66, UGM menggelar seminar nasional bertemakan Seminar Nasional Harmoni Inklusi, Sabtu (5/12) di Grha Sabha Pramana. Seminar tersebut terselenggara atas kepedulian UGM terhadap penyandang disabilitas dan sebagai wujud UGM dalam mendukung penggalian potensi-potensi penyandang disabilitas. Pada seminar tersebut, hadir Panji Surya Sahetapy dan Habibi Afsyah, keduanya adalah penyandang disabilitas yang mengantongi prestasi-prestasi spektakuler.
Panji Surya Sahetapy adalah meraih prestasi dalam kompetisi IT Tuna Rungu dan Habibi Afsyah adalah internet marketer muda. Keduanya hadir tidak hanya sebagai motivator, melainkan juga bertindak sebagai pemateri. Semangat keduanya merupakan bukti bahwa setiap insan sejatinya memiliki potensi.
Acara dibuka oleh penampilan mengagumkan dari adik-adik SLB Negeri 1 Yogyakarta dengan pertunjukan Angklung dan Paduan Suara. Acara juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Irwan Dwiprahasto, M.Med. Sc., Ph.D, Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus DK, M.Agr.Sc. (perwakilan panitia Dies Natalis UGM) serta beberapa komunitas peduli Disabilitas.
Karim Muhammad, selaku ketua UKM Disabilitas UGM mengatakan kegiatan ini merupakan wadah kreativitas dari teman-teman Berkebutuhan Khusus dan tempat pendekatan dengan teman-teman Berkebutuhan Khusus. Senada dengan itu, Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus DK, M. Agr. Sc, mengatakan tema Harmoni digunakan memiliki maksud untuk menyelaraskan perbedaan dengan mewujudkan terciptanya sebuah keharmonisan.
“Dari perbedaan itu kita saling menghargai. Justru dari perbedaan ini tidak ada batasan dan diskriminasi,” kata Cahyono.
Semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyandang disabilitas pun dapat berprestasi untuk bersama-sama membangun bangsa dengan potensi yang dimiliki.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Irwan Dwiprahasto, M.Med.Sc.,Ph.D mengatakan keberagaman yang dihadirkan di bumi ini adalah warna dari keindahan. Menurut Iwan keberagaman itu memiliki nilai-nilai dasar seperti kebahagiaan, keindahan, rasa saling menghormati, dan itu semua membuat setiap insan manusia menjadi lebih baik. “Semua punya potensi untuk membangun negeri, sejatinya tidak ada perbedaan, tidak ada kekurangan, tapi kita punya pilihan. Kita asah potensi ini untuk kebaikan di masa depan,” harapnya (Humas UGM/Putri)