• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Melestarikan Jalak Bali dengan Awig-awig

Melestarikan Jalak Bali dengan Awig-awig

  • 15 Desember 2016, 16:50 WIB
  • Oleh: Agung
  • 7645
Melestarikan Jalak Bali dengan awig-awig

Jalak Bali adalah burung endemik Pulau Bali, dan distribusinya hingga tahun 2005 hanya ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Di TNBB, Jalak Bali menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi, bahkan sejak tahun 1966 dimasukkan ke dalam kategori kritis (Critically endangerde) IUCN Red List of Treatened Species.

Selain itu, CITES (Convention on International Trade in Endangered Spesies of wild Fauna and Flora) memasukkan burung tersebut ke dalam Appendix I. Pemerintah Indonesia sendiri melindungi Jalak Bali dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

"Usaha Konservasi Jalak Balik telah dilakukan oleh Kementerian Kehutanan, BirdLife International Indonesia Programme dan Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB) dengan melepasliarkan burung tersebut di TNBB. Pada tahun 2001 - 2009 telah dilepasliarkan lebih dari 95 ekor Jalak Bali," ujar Sudaryanto di Fakultas Biologi UGM, Kamis (15/12) saat menempuh ujian terbuka Program Doktor.

Sayang, konservasi Jalak Bali yang dilakukan di TNBB belum membuahkan hasil. Oleh sebab itu, mulai tahun 2006 usaha konservasi Jalak Bali juga dilakukan oleh Friends of the National Parks Foundation (FNPF). Konservasi oleh FNPF ini dilakukan di pulau Nusa Penida Kabupaten Klungkung, karena pulau tersebut memiliki hukum adat atau awig-awig yang mewajibkan masyarakatnya melindungi burung tersebut.

"Awig-awig adalah hukum adat yang merupakan ajaran Agama Hindu, dan masyarakat Bali sangat menaatinya. Bahkan, Jalak Bali dilepasliarkan di Pura Penataran Ped pulau Nusa Penida yang sangat sakral di pulau Bali dengan upacara agama, sehingga burung tersebut oleh masyarakat dianggap sebagai burung milik Pura (Duwe pura) dan mereka menjaga kehadiran burung itu," dosen Program Studi Biologi FMIPA Universitas Udayana, Bali.

Hasil penelitian Sudaryanto memperlihatkan dengan awig-awig maka Konservasi Jalak Bali di Kepulauan Nusa Penida mendapatkan hal-hal baru. Burung Jalak Bali di daerah itu aman dan cacah individunya bertambah. Daerah ini memiliki daya dukung habitat yang baik, sehingga menjadikan Jalak Bali dapat berkembang biak setahun tiga kali, sementara di TNBB hanya satu kali.

"Di Kepulauan Nusa Penida, ini Jalak Bali minum nektar bunga ki acret (Spathodea campanulata) dan dengan ketinggian 0 m dpl - 134 m dpl, merupakan ketinggian yang sesuai untuk perkembang biakkan Jalak Bali," jelasnya.

Di akhir paparan, Sudaryanto mengingatkan sebagai burung endemik Pulau Bali yang termasuk kategori kritis, diduga Jalak Bali dalam waktu 10 tahun tetap memiliki risiko kepunahan lebih dari 50 persen. Oleh karena itu, agar Konservasi Jalak Bali di Kepulauan Nusa Penida tetap berhasil dan semakin bertambah maka semua itu harus tetap dijaga dalam melestarikan habitat burung tersebut.  

"Awig-awig yang merupakan patokan bertingkah laku akan melindungi itu. Karena itu, diharapkan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten dan Kota, DPRD Tingkat I dan II, Lembaga Desa Adat dari Tingkat Provinsi hingga desa untuk bisa memasukkan perlindungan Jalak Bali dalam awig-awig Desa Adat di seluruh Pulau Bali," katanya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Dr. Citra Aryandari: Ritual Usaba Sambah Tetap Bertahan

    Monday,10 December 2012 - 19:12
  • Cum Laude, Usai Teliti Kawasan Konservasi Taman Nasional Bali Barat

    Tuesday,05 March 2013 - 16:02
  • UGM dan Pemkab Klaten Resmikan Museum dan Kampung Wisata Tani

    Friday,17 September 2010 - 8:00
  • Tim Jalak Harupat Juara Kompetisi Mobil Listrik

    Monday,10 June 2013 - 15:50
  • Unit Selam UGM Mengeksplorasi Keindahan Bawah Air Bali Barat

    Thursday,10 August 2017 - 15:00

Rilis Berita

  • Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada Jalin Kerja Sama 31 March 2023
    Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada mempererat kerja sama. Keduanya sepakat bek
    Agung
  • Mahasiswa FEB UGM Juarai Kompetisi Bisnis Asia Pasifik 2023 31 March 2023
    Tim Gama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil menyabet gelar juara pertama dalam
    Ika
  • FTP UGM Luncurkan 3 Buku Ragam Kudapan Nusantara 31 March 2023
    Ragam kuliner Indonesia yang terdiri atas minuman, makanan utama, lauk-pauk, penyerta dan pelengk
    Agung
  • UGM dan BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama Peningkatan Kompetensi SDM 31 March 2023
    Universitas Gadjah Mada dan BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sa
    Gusti
  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual