Sebanyak 100-an Doktor Filsafat menggelar pertemuan untuk membahas pengembangan filsafat nusantara. Hal itu dilakukan untuk menjadikan Pancasila menjadi ideologi yang kuat dan memiliki daya tahan dialogis terhadap ideologi yang lain. “Kita ingin mewujudkan Pancasila sebagai jiwa bangsa yang hidup dan sungguh-sungguh operasional yang tidak diretas hanya dalam sistem nilai. Kita ingin mengembangkan Pancasila dengan pendekatan ilmu filsafat,” kata Dr. Sarbini Mbah Ben selaku ketua panitia Qolloqium Asosiasi Filsafat Nusantara, Jumat (7/7), di Fakultas Fisafat UGM.
Menurut Sarbini, saat ini ada gejolak kerinduan masyarakat terhadap Pancasila yang kembali bergema. Masyarakat telah mengalami titik balik dari kebebasan berpendapat dan kebebasan informasi yang tidak terbatas sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran transnasional tanpa seleksi. Oleh karena itu, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, pembentuk kepribadian jati diri harus diperkuat sebagai sistem pertahanan identitas kebangsaan. “Identitas bangsa dan kesadaran ideologi nasional harus terus diperkuat,” ujarnya.
Pancasila, menurutnya, harus kembali dikembangkan secara ilmiah terlepas dari kepentingan politik penguasa. Bahkan, pendekatan dan studi ilmu yang diajarkan di tingkat pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi seharusnya menjadikan Pancasila sebagai paradigma.
Pertemuan yang berlangsung dua hari, 7-8 Juli ini akan membahas beberapa tema penting yakni pengembangan Pancasila dalam ilmu politik, ekonomi dan sosial dan kebudayaan. Dalam pertemuan tersebut juga akan dideklarasikan terbentuknya Asosiasi Doktor Filsafat Nusantara. Asosiasi ini rencananya akan melakukan penelitian dan kajian untuk menjadikan Pancasila sebagai suatu objek studi yang komperehensif, diteliti dari berbagai macam model paradigma dan pendekatan filosofis. “Filsafat harus hadir untuk menjadikan Pancasila sebagai objek studi sehingga dihasilkan suatu anyaman pemikiran yang memiliki akar filosofis kuat sehingga dapat berdialog dengan peradaban dan perkembangan zaman,” pungkasnya (Humas UGM/Gusti Grehenson)