Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) Universitas Gadjah Mada sukses menggelar pertunjukkan kolaborasi wayang orang dan wayang kulit dengan lakon Rama Bargawa. Pertunjukkan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Dies Natalis UGM ke-68 sekaligus ulang tahun UKJGS yang ke-49. Setidaknya, 100 orang alumni dan anggota aktif UKJGS terlibat dalam pertunjukkan kali ini. Ratusan penonton menghadiri pertunjukkan kolaborasi wayang orang dan wayang kulit yang dilaksanakan pada Sabtu (16/12) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardja Soemantri, UGM.
Lakon Rama Bargawa sendiri merupakan cerita yang berlatar belakang pada Kerajaan Maespati. Bercerita tentang seorang penegak hukum yang harus menghukum ibu kandungnya sendiri karena telah melakukan perbuatan zina dan melanggar hukum. Bargawa dilanda kebimbangan saat mengetahui ibunya telah melakukan perbuatan melanggar hukum. Sebagai penegak hukum ia harus mematuhi hukum yang berlaku atau menyelamatkan ibunya. Produser pertunjukkan kolaborasi wayang orang dan wayang kulit lakon Rama Bargawa, Faizal Noor Singgih, menjelaskan di situlah letak pergolakan batin yang dialami Bargawa antara patuh kepada hukum atau menyelamatkan ibunya dari hukuman.
Akhirnya, Bargawa pun memilih untuk menaati hukum yang berlaku dan menghukum ibunya. Menurut Faizal, pilihan dari Bargawa tersebut menjadi cerminan bahwa hukum harus ditaati semua orang dan semua sama di mata hukum. Bargawa melambangkan bagaimana seorang penegak hukum melaksanakan tugasnya. Bargawa bertanggung jawab atas posisinya sebagai penegak hukum, meski mengalami pergolakan batin ia menjalankan hukum sesuai aturan yang berlaku
“Dari Bargawa kita belajar bertanggung jawab atas pilihan yang telah kita ambil dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh,” katanya.
Ketua UKJGS, Fajar Timur, mengungkapkan bahwa saat ini wayang orang dirasa mulai tersingkirkan. Di lain hal, pementasan wayang orang sendiri memang jarang diadakan. Oleh sebab itu, UKJGS kembali menghadirkan pertunjukkan wayang orang dengan mengkolaborasikannya dengan wayang kulit.
“Hasilnya cukup baik, banyak penonton dari kalangan muda yang menyaksikan pertunjukkan kolaborasi wayang orang dan wayang kulit ini,” ungkap Fajar.
Ia berharap dengan diadakannya pertunjukkan ini dapat membuat kalangan muda mengingat kembali pada kesenian wayang.
Tanggapan positif disampaikan oleh Puspa Srigusti Ayu, mahasiswi Sekolah Vokasi UGM. Ia sangat mengapresiasi atas terselenggaranya pertunjukkan kolaborasi wayang orang dan wayang kulit ini. Sementera itu, salah penonton lainnya, Febi Majesta, mengaku sangat senang dengan pertunjukkan yang disuguhkan. Ia berharap kegiatan serupa dapat dilakukan rutin di tahun-tahun berikutnya. (Humas UGM/Catur)