
Bagi masyarakat awam selama ini kulit pisang dianggap sebagai limbah yang tidak berguna dan sulit untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi. Namun demikian, berbeda halnya dengan yang dilihat dan dihasilkan oleh kelompok ibu-ibu PPSW beserta tim Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM 2018 unit KB-006 yang melaksanakan kegiatan di Desa Rasau Jaya 3, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Dalam salah satu program KKN yang bertajuk Pelatihan Peningkatan Mutu Produk Hasil Pertanian Pascapanen, limbah kulit pisang diolah menjadi nugget yang memiliki cita rasa lezat. Cara pengolahannya sederhana, dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan biaya yang sangat terjangkau.
Menurut penuturan salah satu peserta KKN, Aloysius Anandyo Pambudi, program pelatihan peningkatan mutu produk hasil pertanian pasca panen yang dilaksanakan oleh mahasiswa UGM unit KB-006 bersama dengan kelompok ibu-ibu PPSW di Desa Rasau Jaya 3 ini pada dasarnya ditujukan untuk menjawab permasalahan optimalisasi pemanfaatan komoditas lokal unggulan berupa pisang dan jagung manis.
“Beberapa persoalan yang sempat muncul antara lain minimnya pengetahuan masyarakat tentang potensi diversifikasi produk hasil pertanian dan perkebunan berikut cara pengolahannya. Selain itu, minimnya minat kelompok masyarakat untuk melakukan inovasi karena khawatir dengan keterbatasan modal, serta masalah pemasaran yang diantaranya berkaitan dengan pengemasan produk,”tutur Aloysius, Rabu (18/7).
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dwi Umi Siswanti, S. Si., M. Sc., menambahkan permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan tersebut kemudian disikapi oleh mahasiswa dan kelompok masyarakat dengan menyepakati rangkaian solusi penyelesaian masalah. Pertama adalah penyuluhan tentang inovasi produk pangan berupa nugget dari kulit pisang, selai buah pisang, dan tortilla dari jagung manis. Kedua adalah sosialisasi mengenai contoh pengemasan produk pasca panen yang menarik dan memenuhi standar. Ketiga adalah pendampingan keberlanjutan produksi produk pasca panen berupa pemberdayaan kelompok-kelompok.
“Harapannya masyarakat dapat memiliki alternatif mata pencaharian. Selain meningkatkan peran komunitas masyarakat lokal dalam mengoptimalkan pemanfaatan komoditas unggulan desa serta mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi,”papar Umi. (Humas UGM/Satria)