Puluhan mahasiswa UGM yang tergabung dalam UKM Pencinta Alam dikirim ke Papua selama 1 hingga 2 bulan. Mereka akan keluar masuk daerah pedalaman Papua untuk melakukan survei dan pemetaan terkait sumber daya energi baru dan terbarukan serta potensi daerah yang dimungkinkan adanya pembangkit listrik. Selama di lokasi mereka akan dibantu tim gabungan TNI, Lapan dan PLN. “Ada 30 orang mahasiswa yang dikirim dan mereka akan keluar masuk pedalaman Papua,” kata Direktur Kemahasiswaan, Dr. Suharyadi, usai memberi pengarahan kepada tim mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Papua, Rabu (25/7) di ruang Multimedia.
Selain dari UGM, kata Suharyadi, para mahasiswa akan bergabung dalam Tim Ekspedisi Papua Terang ini akan bergabung dengan ratusan mahasiswa lainnya dari ITB, UI, ITS, dan Universitas Cenderawasih.
Selama dua bulan, mahasiswa yang umumnya anggota pencinta alam ini memiliki tugas utama melakukan pemetaan daerah yang potensial untuk dibangun jaringan listrik oleh PLN. “Mereka akan melaporkan daerah yang memungkinkan dialiri listrik,” katanya.
Pemilihan mahasiswa pencinta alam ikut dalam ekspedisi ini, menurut Suharyadi, dianggap memiliki pengalaman menaklukkan alam liar dan terbiasa keluar masuk hutan. Dengan begitu, keikutsertaan mahasiswa pencinta alam ini sekaligus bisa menyalurkan hobi. “Ini sarana mereka untuk menyalurkan hobi dan hasilnya pun memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan negara,” ungkapnya.
Yoga Sukma Nugraha (21), mahasiswa anggota pencinta alam dari Fakultas Filsafat, menuturkan alasan keikutsertaannya dalam ekspedisi ini untuk menyalurkan hobi sekaligus menambah pengalaman menjelajahi hutan Papua yang dikenal masih lebat dan alami. “Saya ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan pedalaman Papua, selain meningkatkan rasa nasionalisme untuk membantu kehidupan saudara kita di sana,” kata Yoga.
Ditempatkan di pedalaman Merauke, Yoga mengaku ditugaskan untuk melakukan survei lapangan terkait kondisi alam, potensi sumber daya terbarukan dan tidak terbarukan serta melakukan interaksi dengan masyarakat pedalaman. “Selanjutnya kita setiap ditugaskan membuat laporan tertulis dan dokumentasi foto,” ujarnya
Sebelum pemberangakatan, kata Yoga, ia sudah menyiapkan kondisi fisik tetap prima dengan melakukan latihan fisik setiap hari serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. “Kita sudah divaksinasi dan mendapat bekal obat anti malaria,” kata Yoga.
Ia menjelaskan selama di Papua mereka mendapat uang saku sebesar Rp200 ribu setiap hari. Sementara untuk kebutuhan logistik dan kesehatan disediakan oleh PLN dan TNI.
Bimo Adityo, Divisi Humas PLN Distribusi Jateng dan DIY, mengatakan program pengiriman Tim Ekspedisi Papua Terang dalam rangka mendukung pembangunan listrik di Papua sekaligus meningkatkan rasio elektrifikasi Papua yang masih sangat rendah.
“Laporan dari mahasiwsa ini menjadi rujukan untuk PLN membangun jaringan listrik di pedalaman,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)