Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM menerima secara resmi Gedung Pascasarjana baru dari Tahir Foundation. Acara serah terima hibah gedung ditandai dengan penandatanganan naskah penyerahan oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM, dan Dato’ Sri Prof. DR. DR (HC) Tahir. MBA, Ketua Pembina dan Pendiri Tahir Foundation.
Acara serah terima hibah gedung Pascasarjana FKKMK UGM senilai 110 miliar rupiah disaksikan Rektor Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng dan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, SH., M.Hum., LLM. Tampak Dekan FKKMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD, Dekan Sekolah Pascasarjana, Prof. Ir. Siti Malkamah, M.Sc., Ph.D, jajaran dari Tahir Foundation dan lain-lain.
“Dengan lebih berkontribusi kepada masyarakat dan membantu Indonesia diharapkan akan semakin lebih dikenal dan memiliki reputasi,” kata Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM, Kamis (2/8).
Rektor menuturkan dalam di perguruan tinggi, pascasarjana merupakan tulang punggung bagi sebuah universitas. Dengan pascasarjana maka penelitian-penelitian atau riset-riset bisa dilakukan secara lebih mendalam sehingga masalah-masalah sosial yang terkait dengan kesehatan nanti bisa diselesaikan dengan baik.
“Gedung ini tentunya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya karena dirancang dengan segala keistimewaan, diantaranya ada smart classroom, greenbuilding, dan lain-lain. Hal itu tentu akan menjadi model bagi pembangunan-pembangunan gedung di UGM untuk selanjutnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Dato’ Sri Prof. DR. DR (HC) Tahir, M.B.A, Ketua Pembina dan Pendiri Tahir Foundation, memberi apresiasi atas sambutan yang hangat dari sivitas akademika UGM. Dirinya merasa tersanjung dan terangkat bisa masuk ke level education di Indonesia.
“Saya ini orang bisnis terbiasa campur dengan kolega bisnis, mungkin juga campur dengan pejabat tapi bisa masuk ke dunia pendidikan saya anggap itu sakral, saya anggap hal itu sangat serius penuh dengan komitmen. Sangat susah dan saya bisa diterima di level itu bagi saya sebuah kehormatan,” katanya.
Tahir meyakini pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk bisa merubah nasib bangsa. Ia pun bermimpi suatu ketika akan ada orang Indonesia menerima hadiah Nobel dan menjadi pimpinan dunia sehingga bermanfaat untuk hidup banyak orang.
“Salah satunya itu saya harapkan dari UGM, bapak-bapak yang memilih hidup di dunia pendidikan ini saya kira patut untuk dihormati,” tuturnya.
Tahir menambahkan banyak pengusaha tidak tahu pendidikan. Padahal, mereka menikmati pendidikan melalui anaknya yang bisa sekolah dengan lebih baik, bahkan bisa meneruskan usahanya.
“Semua itu, sebenarnya karena gara-gara pendidikan. Semoga di hari mendatang dengan dukungan UGM, kami dan foundation bisa lebih banyak memberikan sumbangsihnya,” imbunya. (Humas UGM/ Agung; foto: Firsto)