Kerja sama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Prefektur Kyoto sebagai sister city telah memasuki tahun ke-35-nya. Wakil Gubernur Prefektur Kyoto, Shuichi Yamauchi, bersama rombongan melakukan kunjungan ke DIY pada 23-25 Agustus untuk memperingati kerja sama tersebut.
UGM menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi rombongan Wagub Kyoto ini. Rombongan tersebut kemudian diterima oleh UGM melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) di Kantor Majelis Wali Amanat UGM pada Jumat (24/8) siang. Tujuan dari kunjungan ini adalah upaya penjajakan untuk menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan Prefektur Kyoto.
Shuici mengingatkan bahwa dahulu kerja sama kedua wilayah memiliki kesamaan kondisi sosial dan lingkungannya. Kyoto, sebutnya, sama seperti Yogyakarta terkenal sebagai kota pendidikan karena jumlah mahasiswanya yang banyak. Selama 35 tahun ini dengan kondisi yang tidak jauh berbeda, ia ingin melihat perkembangan di Yogyakarta.
Selain itu, Shuichi juga menyebutkan bahwa Kyoto sekarang mengarahkan perhatiannya pada perawatan bangunan peninggalan sejarah yang tersisa di sana. Menurutnya, hal itu sama dengan Yogyakarta yang juga memiliki bangunan bersejarah.
Ia pun menawarkan kerja sama dalam upaya perawatan bangunan peninggalan sejarah ini kepada UGM.
Terakhir, ketika bencana gempa bumi di Lombok muncul dalam pembahasan, Shuichi mengingat bahwa Kyoto pun juga termasuk salah satu daerah yang sering terdampak gempa bumi. Hal itu termasuk salah satunya yang menyebabkan Tsunami pada 2011.
Ia pun juga menawarkan kerja sama kepada pihak UGM jika tertarik dalam upaya pencegahan bencana gempa bumi. Hal itu mengingat Jepang menjadi salah satu negara dengan pencegahan bencana gempa bumi terbaik di dunia. (Humas UGM/Hakam)