• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Jadi Anti Hama Ramah Lingkungan

Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Jadi Anti Hama Ramah Lingkungan

  • 11 Januari 2019, 13:21 WIB
  • Oleh: Ika
  • 7578
  • PDF Version
   Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Menjadi Anti Hama Ramah Lingkungan

Peneliti UGM berhasil mengolah limbah cangkang kepiting dan udang menjadi nanokitosan untuk menekan hama pertanian yang ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, di tangan dosen Fakultas Farmasi UGM ini, limbah tersebut juga dimanfaatkan menjadi pengawet makanan yang aman bagi tubuh.

Adalah Dr.rer.nat. Ronny Martien, sang inventor yang menyulap limbah cangkang kepiting dan udang menjadi sebuah formula yang memiliki nilai guna dalam mendukung sektor pertanian dan pangan.

Ronny mengungkapkan pengembangan produk nanokitosan yang dinamai dengan Dewaruci ini bermula dari keprihatinannya terhadap penggunaan pestisida yang cukup tinggi untuk membasmi hama di perkebunan sayur dan buah daerah Ngablak, Kopeng, Jawa Tengah. 

"Penggunaan pestisida dalam jumlah besar yang dilakukan para petani memang mampu mengurangi serangan hama perkebunan, tetapi ini berbahaya,"tuturnya kepada wartawan dalam konferensi pers yang digelar Jumat (11/1) di Kantor Humas UGM.

Ronny menyampaikan iklim tropis di Indonesia menjadikan kawasannya rentan terhadap serangan hama terutama jamur dan bakteri. Pasalnya,  iklim tropis dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi menyebabkan jamur, bakteri, maupun serangga mudah tumbuh dan berkembang biak.

"Jadi tidak akan pernah selesai dengan urusan hama ini, tapi akan sampai kapan kita membasmi serangga memakai pestisida,"ucapnya.

Melihat kondisi ini Ronny tergerak untuk mencari solusi mengatasi persolaan tersebut. Dia pun melakukan penelitian untuk menciptakan teknologi yang mampu melindungi tanaman dari kerusakan akibat serangan hama.

Karena telah lama menekuni kajian nanopartikel, muncul ide untuk membuat nanokitosan guna melindungi tanaman dari hama. Dia pun memanfaatkan limbah cangkang kepiting dan udang yang mengandung senyawa kitin menjadi kitosan dalam ukuran nano partikel berwujud cair. 

"Bukan seperti pestisida yang membunuh hama, tetapi nanokitosan disemprotkan untuk melapisi (coating) tanaman sehingga melindungi dari serangan hama,"jelas pakar nanoteknologi ini.

Formula nanokitosan yang dikembangkan mengandung antimikrobia sehingga memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu, bersifat non-toksik, biodegradabel, dan biokompatibel

Tidak hanya mampu melindungi tanaman dari serangan hama karena kitosan merupakan biopolimer atau polimer alam maka aman bagi manusia dan ramah lingkungan.

"Formula ini juga dapat menyuburkan tanaman karena mempunyai kemampuan mengikat unsur hara di alam sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman," katanya.

Pengembangan nanokitosan ini, diharapkan Ronny, mampu mengurangi penggunaan pestisida di sektor pertanian. Dengan demikian, mampu menekan efek berbahaya pestisida bagi kesehatan manusia, namun tetap mampu melindungi tanaman dari hama.

Formula nanokitosan yang dikembangkan Ronny telah diimplementasikan oleh petani di berbagai wilayah Indonesia, antara lain di Kopeng, Tawangmangu, Kediri, dan Lombok Barat. Bahkan, telah digunakan oleh sejumlah industri pertanian Indonesia.

Ronny menambahkan nanokitosan juga dimanfaatkan sebagai pengawet organik makanan. Misalnya, untuk mengawetkan buah, sayur, ikan maupun bahan pangan lainnya.

"Bisa memperpanjang umur simpan produk makanan hingga 3 bulan dan juga menjaga kualitas produk,"paparnya.

Selain itu, pengaplikasian formula nanokitosan tidak akan merubah rasa, tidak merubah warna, tidak merubah tekstur, tidak menimbulkan bau, serta aman dan alami.

Sahdi, anggota Poktan Mula Jati Desa Gelogor Kec. Kediri, Lombok Barat, mengaku mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan dengan aplikasi nanokitosan pada tanaman padi di daerahnya. Tanaman padi dapat tumbuh lebih baik dengan daun yang banyak dan lebih hijau serta kerapatan tanaman lebih padat dibandingkan dengan tanaman padi yang tidak diberi nanokitosan.

"Yang tidak diberi nanokitosan tumbuhnya jarang-jarang dan warna daunnya kuning,"terangnya.

Dia menambahkan hasil panen pun semakin meningkat. Sebelumnya, dari 1 hektare lahan hanya menghasilkan 7 ton, namun dengan aplikasi nanokitosan menghasilkan panen 13 ton. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)

 

 

 

 

Berita Terkait

  • Limbah Cemara Udang Potensial Jadi Bahan Penyamak Kulit Ramah Lingkungan

    Wednesday,08 June 2016 - 12:29
  • Mahasiswa UGM Olah Limbah Cangkang Udang Jadi Closet Sanitizer

    Thursday,07 June 2018 - 14:28
  • Mahasiswa UGM Ubah Ampas Susu Kedelai Menjadi Krim Anti Aging

    Wednesday,11 July 2018 - 8:58
  • UGM Diseminasikan 400 Penelitian Perikanan

    Monday,16 July 2012 - 6:18
  • Mahasiswa UGM Olah Limbah Pelepah Pisang Jadi Hidrogel Ramah Lingkungan

    Monday,23 August 2021 - 16:14

Rilis Berita

  • UGM dan PT. Hadji Kalla Lakukan Kerja Sama 25 May 2022
    Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT. Hadji Kalla sepakat melakukan kerja sama bidang pendidikan,
    Ika
  • Pembangunan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM Segera Dimulai 24 May 2022
    Universitas Gadjah Mada akan segera memulai pembangunan gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas
    Gloria
  • Pakar UGM Bicara Soal Banjir Rob Semarang 24 May 2022
    Peristiwa banjir rob besar terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang setelah penahan air
    Agung
  • FMIPA UGM dan Pertamina Hulu Energi Buat Alat Untuk Meningkatkan Cadangan Produksi Minyak dan Gas Bumi 24 May 2022
    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM melakukan serah terima kontrak kerja sa
    Gusti
  • UGM dan Bank OCBC NISP Teken Kerja Sama Pemanfaatan Layanan Perbankan Syariah 24 May 2022
    Universitas Gadjah Mada dan PT Bank OCBC NISP Tbk. menginisiasi kerja sama pemanfaatan layanan ja
    Gloria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual