• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Jadi Anti Hama Ramah Lingkungan

Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Jadi Anti Hama Ramah Lingkungan

  • 11 Januari 2019, 13:21 WIB
  • Oleh: Ika
  • 8512
   Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Menjadi Anti Hama Ramah Lingkungan

Peneliti UGM berhasil mengolah limbah cangkang kepiting dan udang menjadi nanokitosan untuk menekan hama pertanian yang ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, di tangan dosen Fakultas Farmasi UGM ini, limbah tersebut juga dimanfaatkan menjadi pengawet makanan yang aman bagi tubuh.

Adalah Dr.rer.nat. Ronny Martien, sang inventor yang menyulap limbah cangkang kepiting dan udang menjadi sebuah formula yang memiliki nilai guna dalam mendukung sektor pertanian dan pangan.

Ronny mengungkapkan pengembangan produk nanokitosan yang dinamai dengan Dewaruci ini bermula dari keprihatinannya terhadap penggunaan pestisida yang cukup tinggi untuk membasmi hama di perkebunan sayur dan buah daerah Ngablak, Kopeng, Jawa Tengah. 

"Penggunaan pestisida dalam jumlah besar yang dilakukan para petani memang mampu mengurangi serangan hama perkebunan, tetapi ini berbahaya,"tuturnya kepada wartawan dalam konferensi pers yang digelar Jumat (11/1) di Kantor Humas UGM.

Ronny menyampaikan iklim tropis di Indonesia menjadikan kawasannya rentan terhadap serangan hama terutama jamur dan bakteri. Pasalnya,  iklim tropis dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi menyebabkan jamur, bakteri, maupun serangga mudah tumbuh dan berkembang biak.

"Jadi tidak akan pernah selesai dengan urusan hama ini, tapi akan sampai kapan kita membasmi serangga memakai pestisida,"ucapnya.

Melihat kondisi ini Ronny tergerak untuk mencari solusi mengatasi persolaan tersebut. Dia pun melakukan penelitian untuk menciptakan teknologi yang mampu melindungi tanaman dari kerusakan akibat serangan hama.

Karena telah lama menekuni kajian nanopartikel, muncul ide untuk membuat nanokitosan guna melindungi tanaman dari hama. Dia pun memanfaatkan limbah cangkang kepiting dan udang yang mengandung senyawa kitin menjadi kitosan dalam ukuran nano partikel berwujud cair. 

"Bukan seperti pestisida yang membunuh hama, tetapi nanokitosan disemprotkan untuk melapisi (coating) tanaman sehingga melindungi dari serangan hama,"jelas pakar nanoteknologi ini.

Formula nanokitosan yang dikembangkan mengandung antimikrobia sehingga memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu, bersifat non-toksik, biodegradabel, dan biokompatibel

Tidak hanya mampu melindungi tanaman dari serangan hama karena kitosan merupakan biopolimer atau polimer alam maka aman bagi manusia dan ramah lingkungan.

"Formula ini juga dapat menyuburkan tanaman karena mempunyai kemampuan mengikat unsur hara di alam sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman," katanya.

Pengembangan nanokitosan ini, diharapkan Ronny, mampu mengurangi penggunaan pestisida di sektor pertanian. Dengan demikian, mampu menekan efek berbahaya pestisida bagi kesehatan manusia, namun tetap mampu melindungi tanaman dari hama.

Formula nanokitosan yang dikembangkan Ronny telah diimplementasikan oleh petani di berbagai wilayah Indonesia, antara lain di Kopeng, Tawangmangu, Kediri, dan Lombok Barat. Bahkan, telah digunakan oleh sejumlah industri pertanian Indonesia.

Ronny menambahkan nanokitosan juga dimanfaatkan sebagai pengawet organik makanan. Misalnya, untuk mengawetkan buah, sayur, ikan maupun bahan pangan lainnya.

"Bisa memperpanjang umur simpan produk makanan hingga 3 bulan dan juga menjaga kualitas produk,"paparnya.

Selain itu, pengaplikasian formula nanokitosan tidak akan merubah rasa, tidak merubah warna, tidak merubah tekstur, tidak menimbulkan bau, serta aman dan alami.

Sahdi, anggota Poktan Mula Jati Desa Gelogor Kec. Kediri, Lombok Barat, mengaku mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan dengan aplikasi nanokitosan pada tanaman padi di daerahnya. Tanaman padi dapat tumbuh lebih baik dengan daun yang banyak dan lebih hijau serta kerapatan tanaman lebih padat dibandingkan dengan tanaman padi yang tidak diberi nanokitosan.

"Yang tidak diberi nanokitosan tumbuhnya jarang-jarang dan warna daunnya kuning,"terangnya.

Dia menambahkan hasil panen pun semakin meningkat. Sebelumnya, dari 1 hektare lahan hanya menghasilkan 7 ton, namun dengan aplikasi nanokitosan menghasilkan panen 13 ton. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)

 

 

 

 

Berita Terkait

  • Peneliti UGM Olah Limbah Kulit Udang Jadi Anti Hama Ramah Lingkungan

    Friday,11 January 2019 - 13:21
  • Limbah Cemara Udang Potensial Jadi Bahan Penyamak Kulit Ramah Lingkungan

    Wednesday,08 June 2016 - 12:29
  • Mahasiswa UGM Olah Limbah Cangkang Udang Jadi Closet Sanitizer

    Thursday,07 June 2018 - 14:28
  • Mahasiswa UGM Ubah Ampas Susu Kedelai Menjadi Krim Anti Aging

    Wednesday,11 July 2018 - 8:58
  • UGM Diseminasikan 400 Penelitian Perikanan

    Monday,16 July 2012 - 6:18

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual