
Sekitar 500 mahasiswa calon peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM melaksanakan pemasangan Biopori secara bersama-sama pada Sabtu (15/6) pagi di halaman gedung pusat UGM sayap utara. Kegiatan ini merupakan bagian dari Bhakti Kampus, yakni salah satu rangkaian dari Pra-Operasional KKN-PPM UGM gelombang 4 tahun ajaran 2018/2019.
Mereka memasang 50 Biopori pada pagi hari itu yang tersebar di berbagai titik halaman Gedung Pusat UGM. Musthofa Kamal, selaku koordinator lapangan kegiatan ini menyatakan rencananya sebanyak 200 Biopori akan dipasang di UGM yang tersebar pada empat lokasi.
“Keempat lokasi tersebut yaitu di halaman Gedung Pusat sayap utara dan selatan, halaman Bulaksumur Residence, halaman Kinanthi Residence, dan Wisdom Park. Masing-masing lokasi akan dipasang sebanyak 50 Biopori dan 500 orang mahasiswa,” papar mahasiswa D3 Teknik Sipil 2017 ini.
Pemilihan keempat lokasi tersebut, menurut Kamal, berdasarkan kebutuhan masing-masing lokasi tersebut. “Pemasangan di halaman ini bertujuan untuk menyuburkan tanah di area ini. Kemudian, pemasangan di kedua asrama mahasiswa membantu pertumbuhan tanaman buah yang tengah digencarkan di sana serta untuk mencegah air hujan menggenangi jalan. Terakhir, pengadaan Biopori di Wisdom Park difungsikan sebagai resapan air hujan agar tidak run off dan menyebabkan Kali Belik meluap ke area taman,” ungkapnya.
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Rektor UGM, yang turut serta memasang Biopori menyatakan apresiasinya kepada calon peserta KKN atas kerja keras mereka pada pagi hari itu. Kegiatan ini, menurutnya, adalah salah satu kegiatan konservasi lingkungan yang dicontohkan UGM kepada masyarakat Indonesia.
“Dengan ini, kita mengajarkan kepada masyarakat Indonesia untuk bersikap ramah terhadap lingkungannya. Air hujan tidak kita biarkan menggenang di permukaan, tapi kita upayakan agar langsung masuk ke tanah menuju sumur resapan. Ini adalah salah satu cara kita melestarikan alam, atau filosofi jawanya, yakni Memayu Hayuning Bawono,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)