UGM menjadi tuan rumah penyelenggaraan 15th AUNILO Meeting yang diselenggarakan pada 5-8 Agustus 2019.
Sebanyak 31 delegasi dari 22 institusi di 7 negara mengikuti upacara pembukaan 15th AUNILO Meeting, Senin (5/8) di Ruang Multimedia UGM, mengawali serangkaian kegiatan yang akan diadakan hingga tiga hari ke depan.
“Kebanggaan bagi kami bisa ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan AUNILO tahun 2019,” tutur Kepala Perpustakaan UGM, Dra. Nawang Purwanti, M.Lib.
ASEAN University Networks Inter Library Online (AUNILO) merupakan salah satu inisiatif yang muncul dari ASEAN University Network (AUN) yang telah sejak lama mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan melalui program jejaring informasi. Jejaring di antara perguruan tinggi di ASEAN ini menekankan pada pendirian dan pembangunan sistem pertukaran informasi daring di antara para anggota.
AUNILO menjadi salah satu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan jejaring informasi di antara perguruan tinggi anggota melalui perkongsian sumber daya akademis digital. Hal ini mendukung pembangunan perguruan tinggi virtual di ASEAN, yang merupakan tujuan ultimat dari AUN.
“AUNILO adalah bagian penting untuk mewujudkan tujuan jangka panjang AUN untuk membangun perguruan tinggi virtual,” ujar Dr. Chito N. Angeles selaku Acting Chairperson of the AUNILO Secretariat.
Perkembangan teknologi, ujarnya, menghadirkan tantangan tersendiri bagi pustakawan. Karena itu, forum ini dipandang sebagai langkah yang penting untuk mengambil tindakan strategis di dalam pengelolaan perpustakaan dan pengembangan kapasitas pustakawan agar dapat tetap relevan di masa-masa mendatang, khususnya dalam mendukung pendidikan 4.0.
Tema yang diusung dalam pertemuan ini adalah “Enhancing Roles of AUN Libraries in Supporting Education 4.0: Opportunities and Challenges”. Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., menuturkan revolusi industri 4.0 telah mendisrupsi semua institusi, tidak terkecuali perguruan tinggi.
“Di samping kebutuhan untuk menghasilkan SDM yang melek teknologi dan digital, perguruan tinggi juga dituntut untuk memformulasikan strategi baru berkenaan dengan metode pengajaran yang melibatkan penggunaan teknologi baru,” ucapnya.
Ia menyebut perpustakaan universitas sebagai salah satu sarana pendukung utama yang memfasilitasi sivitas akademia untuk melakukan kegiatan riset dan pendidikan. Karena itu, perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan yang lebih besar bagi upaya pengembangan kapasitas SDM pengelola perpustakaan.
Sejumlah institusi yang tergabung dalam AUNILO, di antaranya perpustakaan Universiti Brunei Darussalam, Royal University of Law and Economics Phnom Penh (Kamboja), National University of Laos, Universiti Malaya (Malaysia), University of Yangon (Myanmar), De La Salle University (Filipina), Chulalongkorn University (Thailand), dan Viet Nam National University. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)