• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Jutaan Rumah di Indonesia Tidak Layak Huni

Jutaan Rumah di Indonesia Tidak Layak Huni

  • 03 September 2019, 11:20 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 6864
Jutaan Rumah di Indonesia Tidak Layak Huni

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2017 menunjukkan bahwa sejumlah 79,6 persen rumah di Indonesia dibangun sendiri oleh masyarakat secara swadaya.

Meski pembangunan perumahan swadaya memiliki nilai positif bagi masyarakat, apabila pembinaan pemerintah kurang optimal, perumahan swadaya yang dibangun oleh masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan di bawah UMP menjadi tidak layak huni, tidak beraturan, dan membuat lingkungan perumahan menjadi kumuh.

“Keterbatasan MBR dalam pembangunan perumahan swadaya telah menimbulkan masalah semakin besarnya jumlah rumah tidak layak huni dan semakin luasnya kawasan permukiman kumuh,” tutur Poltak Sibuea saat mengikuti ujian terbuka program doktor, Jumat (30/8) di Fakultas Geografi UGM.

Ia memaparkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2015 yang menyebutkan bahwa sebanyak 2,51 juta rumah yang sudah terbangun tidak layak huni. Sementara itu, area kawasan permukiman kumuh mencapai 38.431 hektare.

Pemerintah, ujarnya, telah berupaya mengatasi permasalahan rumah tidak layak huni (RTLH) melalui program pembangunan perumahan swadaya, salah satunya yang saat ini masih diselenggarakan yaitu program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk membantu MBR membangun baru dan meningkatkan kualitas rumah menjadi layak huni.

Pemerintah selama 5 tahun telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp13 Triliun yang terdiri atas 89 persen untuk pembangunan atau rehabilitasi fisik rumah dan 10 persen untuk penyiapan masyarakat serta sisanya 1 persen untuk operasional dan administrasi kegiatan.

Namun, program ini menurutnya belum efektif dalam membantu MBR dalam pembangunan perumahan swadaya layak huni. Alokasi anggaran untuk fasilitasi pemberdayaan masyarakat pun tidak memberikan kontribusi yang optimal dalam pelaksanaan program BSPS karena tidak dapat meningkatkan keswadayaan MBR penerima bantuan.

“Anggaran ini hanya dapat menghasilkan pembangunan baru dan peningkatan kualitas rumah sebanyak 684.500 unit atau rata-rata 137.000 unit per tahun,” paparnya.

Disertasinya yang berjudul “Penghidupan Masyarakat Berpenghasilan Rendah sebagai Pendukung Pembangunan Perumahan Swadaya Layak Huni di Kota Yogyakarta” memaparkan hasil kajian yang ia lakukan terkait bagaimana meningkatkan kapasitas keswadayaan MBR dalam pembangunan perumahan swadaya.

Kelayakan huni rumah secara fisik sendiri dapat diukur dengan penilaian dari empat aspek, yaitu keselamatan bangunan rumah yang mencakup struktur dan bahan bangunan untuk lantai, dinding, dan penutup atap, kecukupan minimum luas bangunan atau rasio luas lantai rumah per penghuni, kesehatan penghuni yang meliputi ketersediaan sarana MCK, air bersih dan minum, juga kecukupan pencahayaan dan penghawaan, serta keamanan bermukim.

Ia memaparkan, tingkat kelayakan rumah MBR dalam 5 tahun terakhir hampir sama, yaitu termasuk kategori layak antara 20 sampai 30 persen dan sisanya termasuk kategori kurang layak sebesar 40 sampai 70 persen, tidak layak, dan sangat tidak layak.

“Keswadayaan yang dikontribusikan dan bantuan yang diterima MBR dalam pembangunan perumahan swadaya baik pembangunan baru maupun rehabilitasi atau peningkatan kualitas tidak mampu membuat rumah menjadi layak huni,” imbuhnya.

Dalam rangka meningkatkan penghidupan MBR sebagai pendukung pembangunan perumahan swadaya layak huni, ia menyarankan perlunya identifikasi penghidupan MBR serta peningkatan kapasitas keswadayaan MBR sebagai pendukung pembangunan perumahan swadaya layak huni.

Ia juga menekankan perlunya peran perguruan tinggi melalui kegiatan pengabdian masyarakat untuk memfasilitasi pemberdayaan MBR sekaligus sebagai ajang untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam pembangunan perumahan swadaya layak huni. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Kualitas Ruang Hunian Memengaruhi Psikologis Warga Rusunawa

    Friday,28 July 2017 - 7:52
  • Pemerintah Targetkan Bangun Satu Juta Rumah

    Thursday,03 May 2018 - 14:37
  • Pengentasan Permukiman Kumuh Berkelanjutan, Solusi Permukiman Layak Huni

    Monday,07 January 2019 - 11:26
  • Puluhan Ribu Alat Tulis Untuk Korban Gempa DIY dan Jawa Tengah

    Monday,17 July 2006 - 10:10
  • 60 Orang Operasi Gratis Katarak

    Wednesday,18 December 2013 - 9:05

Rilis Berita

  • UGM Jalin Kerja Sama Pengembangan Riset dengan Africasia Investment and Resources 31 May 2023
    Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius
    Gloria
  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung
  • Nano Kitosan Potensial Untuk Perawatan Gigi 30 May 2023
    Penyakit pulpa dan periapikal gigi masih menjadi persoalan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. D
    Ika
  • Kajian Strategis Power Wheeling Pada Seminar Nasional BEM KM Universitas Gadjah Mada 30 May 2023
    BEM KM Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan seminar nasional dengan topik power wheeling y
    Satria
  • Visualisasi Keragaman Budaya Indonesia Pada Kegiatan Cultural Festival 30 May 2023
    UGM Residence mengadakan kegiatan cultural festival di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual