UGM menghadirkan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam Ambassadorial Lecture bertajuk “Russia in the Contemporary Global Politics: Its Power, Its Role, and Its Leadership”.
Dalam acara yang diselenggarakan Jumat (8/11) di Balai Senat UGM, Dubes Rusia memberikan gambaran tentang Rusia dan perannya di dalam konteks politik global kontemporer.
“Sangat senang akhirnya bisa datang ke UGM yang namanya sudah sering kami dengar dari Duta Besar Indonesia di Moskow yang bersahabat baik dengan kita,” ucap Lyudmila.
Pada kuliah umum ini, ia berbicara mengenai proyeksi kekuatan Rusia serta peran dan konsepsi kepemimpinannya sebagai salah satu kekuatan besar dalam politik global. Ia menyayangkan narasi yang dibangun di banyak media barat yang menggambarkan Rusia sebagai negara yang jahat dan punya kecenderungan untuk menyerang negara-negara lain.
Padahal, ujarnya, di tengah situasi global yang ditandai dengan kecenderungan menuju unilateralisme, Rusia memainkan peranan yang signifikan untuk melawan kecenderungan tersebut.
Perbedaan posisi yang dimiliki Rusia dengan Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya didasarkan pada komitmen Rusia untuk menghormati kedaulatan negara sebagai sebuah prinsip penting dalam hubungan internasional.
“Kalau kalian melihat di media, Rusia sering digambarkan sebagai negara yang jahat. Tapi banyak hal yang dikatakan media itu sebenarnya tidak sesuai. Rusia memainkan peranan yang signifikan dalam mempertahankan perdamaian dunia,” katanya.
Rusia, jelasnya, tetap menjadi kekuatan yang besar dan memainkan peran yang besar pada era ini. Sebagai negara dengan cadangan minyak dunia dan gas alam terbesar, Rusia menjadi mitra ekonomi yang penting khususnya bagi negara-negara Eropa.
Ia menambahkan, di bawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin, Rusia tidak hanya mendapatkan kembali kekuatannya tetapi juga kepercayaan diri untuk memainkan peranannya sebagai kekuatan yang besar di samping Amerika Serikat.
Pada sesi ini, ia juga mengangkat pembahasan tentang relasi bilateral antara Rusia dan Indonesia yang telah terjalin sejak puluhan tahun lalu dan bagaimana relasi kedua negara dapat dikembangkan, tidak hanya bagi kepentingan masing-masing negara, tetapi juga untuk mempromosikan dunia yang lebih baik.
“Seperti yang kalian mungkin tahu, Rusia dan Indonesia sudah memiliki hubungan yang baik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Beliau cukup sering berkunjung ke Rusia,” terangnya.
Relasi yang baik antara Rusia dengan Indonesia menurutnya tampak pada banyaknya wisatawan Rusia yang mengunjungi Indonesia, serta penduduk Indonesia yang datang ke Rusia. Ia berharap, dengan meningkatnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Rusia, relasi kedua negara juga bisa semakin baik. (Humas UGM/Gloria)