Pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia mengalami tantangan yang sangat berat. Strategi untuk membangkitkan perekonomian nasional salah satunya adalah peningkatan kualitas dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal itu karena UMKM memiliki peran dan andil yang signifikan dalam membangun perekonomian di Indonesia.
Sayangnya, akses pembelajaran yang berkualitas bagi UMKM umumnya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Adapun media edukasi yang kredibel dan dapat dijangkau secara cuma-cuma umumnya bersumber dari luar negeri dan menggunakan bahasa asing sebagai pengantarnya. Hal tersebut kurang sesuai dengan kondisi dan profil sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia.
Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi tersebut, beberapa alumni UGM yang dipelopori oleh Yulisyah Putri Daulay (Teknik Industri 2013), Muhammad Nabil Satria Faradis (Teknik Mesin 2012), Rischa Agustina (Teknik Industri 2014), Dyah Ayu Permatasari (Teknik Kimia 2013), Santika Wibowo (Akutansi 2013), Muhammad Ersan Ramadhan (Ilmu Komputer 2012) dan Aulia Arman (Teknik Fisika 2010) kemudian merintis LatihID.
LatihID merupakan platform edukasi daring yang menyediakan pelatihan yang gratis dan berkualitas kepada UMKM di seluruh Indonesia. Selain itu, LatihID juga hadir untuk membantu meningkatkan jumlah wirausahawan muda sebagai masa depan Indonesia dengan menjembatani kesenjangan kemampuan dengan meningkatkan kompetensi bagi pemilik UMKM yang ada di Indonesia.
Menurut Putri, pendirian LatihID ini terinspirasi dari sistem pembelajaran yang diperolehnya saat menempuh pendidikan pascasarjana di Melbourne, Australia. Putri dan kawan-kawannya berharap LatihID dapat menjadi platform e-learning terkemuka untuk membantu UMKM Indonesia untuk bertahan dan bersaing di pasar, baik nasional maupun global.
Untuk mencapai visi tersebut, Putri menjelaskan bahwa kini LatihID telah memiliki tiga program utama, yang terdiri dari LatihID Modul, LatihID Talks, dan LatihID Pojok Cerita (PETA). Modul-modul LatihID tersebut tersedia dan dapat diakses melalui latihid.com. Setiap modul terdiri dari beberapa pelajaran yang dikembangkan dan disesuaikan dengan berbagai jenis bisnis.
Sementara program LatihID Talks merupakan serangkaian kelas daring yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang UMKM. Melalui program ini, LatihID menghadirkan ahli atau praktisi UMKM yang akan menyampaikan materi, berbagi pengalaman, dan berdiskusi langsung dengan para peserta.
Sedangkan LatihID PETA adalah kumpulan video singkat yang bertujuan sebagai wadah bagi para pengusaha atau UMKM untuk berbagi pengalaman dan ilmu kepada masyarakat luas. Video-video tersebut dimuat di situs dan akun media sosial LatihID.
Nabil menambahkan, kelebihan dari LatihID ini diantaranya adalah materinya yang berfokus pada pengembangan UMKM di Indonesia. Ia juga menuturkan bahwa materinya pun disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan bersifat praktis sehingga dapat langsung diterapkan. “Dengan adanya dukungan dari mitra bisnis, LatihID menyediakan akses gratis seumur hidup bagi para penggunanya untuk semua konten yang disediakan. Selain itu, materi-materi tersebut dapat diakses secara fleksibel dan tidak terbatas waktu maupun tempat,” ujarnya
Nabil menyebut dirinya bersama kawan-kawannya tadi percaya bahwa dalam ekonomi berbasis pengetahuan ini, kinerja UMKM tergantung pada semua relasi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan terkini. “Pelatihan adalah metode utama dan esensial untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam bisnis yang bertujuan untuk memotivasi karyawan, membangun keterampilan mereka, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja bisnis. Metode pelatihan yang efektif dan berkelanjutan yang memungkinkan UMKM untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, berhasil di pasar global, dan pada akhirnya meningkatkan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Saat ini, LatihID telah mendapat dukungan dengan menerima Grant dari YSEALI Seeds for the Future Grant 2020 dari US Department of State, the University of Melbourne – Australia, dan Climate Reality Australia.
Penulis: Hakam