Ugrasena Gadjah Mada Aerospace Team (GMAT) berhasil meraih medali emas dari ajang Indonesia International Invention Festival (I3F) 2020 yang diselenggarakan Asosiasi Aku Indonesia (AKIA).
Dalam kompetisi tersebut, tim Urgasena beranggotakan lima mahasiswa Fakultas Teknik UGM, yakni Dixen Lee, Rafly Rayyaan, Jalu Akbar W, Kansha Eriella S, dan Tiara Citra P di bawah bimbingan Catur Atmaji, S.Si., M.Cs sukses menyabet Indonesia International Invention Festival Grand Award. Kompetisi yang berlangsung secara virtual pada 16-19 September 2020 ini diikuti lebih dari 50 tim tangguh dari Indonesia, Malaysia, serta Taiwan.
“Bangga bisa menorehkan prestasi yang mengharumkan UGM dan Indonesia. Semoga dengan inovasi yang sudah kita gagas bersama bisa menginspirasi masyarakat Indonesia untuk terus berinovasi menghadirkan solusi persoalan bangsa,” kata Tiara saat dihubungi Rabu (23/9).
Tiara menyampaikan pada kompetisi itu ia dan tim mengajukan ide inovasi desain pesawat RC sebagai alternatif dalam pendeteksian titik api dan pencarian orang hilang. Pesawat yang dinamai Audalane yang merupakan singkatan dari Automatic Foldable Plane ini memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya adalah desain yang bersifat compact serta didesain portabel yaitu bagian sayap pesawat dapat dilipat.
“Kelebihan lain yakni kita gunakan image processing dalam sistem deteksi titik api dengan bantuan kamera termal,”jelasnya.
Audalane dirancang menggunakan ABS dan polyfoam sebagai kerangka luar. Sementara bagian kerangka dalam memakai carbon tube. Pesawat memiliki lebar 45 cm, panjang 31 cm, dan tinggi 10 cm. Sedangkan bobot lepas landas maksimal 800 gram. Dilengkapi dengan baterai 1600 mAh dan mampu terbang dalam jangka waktu kurang lebih 15,5 menit serta radius loiter sejauh 500 meter.
“Audalane ini nantinya dapat mendeteksi apabila ada anomali temperatur yang dapat dideteksi dari kamera termalnya,” terangnya.
Penulis: Ika