Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bersama dengan Fakultas Farmasi UGM dan Fakultas Kedokteran Gigi UGM menyelenggarakan program The Virtual Summer Course 2020 “Interprofessonal Health Care on Health 4.0: Managements & Technologies for Improving Primary Health Care in Developing Countries”, pada 26 Oktober – 20 November 2020. Pelaksanaan Summer Course sengaja dilakukan secara virtual untuk pertama kali ini dilakukan karena dalam masa pandemi Covid-19.
Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, Ph.D., mengatakan kegiatan Virtual Summer Course tahun 2020 ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar profesional kesehatan sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan primer di negara berkembang dengan pendekatan teknologi 4.0.
Menurutnya, kerja sama antar profesional kesehatan dalam manajemen dan teknologi pelayanan kesehatan melalui pendekatan interdisiplin dan multi universitas dirasakan sangat penting dalam meningkatkan pendidikan interprofesional yang saling berkorelasi satu sama lain. “Kita harapkan nantinya ada peningkatan pengelolaan masalah kesehatan secara holistik,”paparnya, Senin (9/11).
Ia menyebutkan peserta dan narasumber yang hadir dalam kegiatan Virtual Summer Course 2020 ini berasal dari UGM, UI, UB, VU Belanda, NUS Singapura, Flinders University Australia, California Northstate University USA, maupun IMU Malaysia.
Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Agung Endro Nugroho, menuturkan pemilihan tema summer course kali ini dilatarbelakangi kondisi Indonesia saat ini yang masih menghadapi berbagai permasalahan kesehatan. Seperti tingginya jenis penyakit infeksi yang semakin meluas dan terbarukan, tingginya jumlah prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) status gizi kesehatan ibu dan anak, serta distribusi tenaga kesehatan, dan minimnya akses kesehatan yang berkualitas di daerah pedesaan. “Ditambah dengan infeksi Covid-19 yang sudah menjadi pandemik,” ujarnya.
Kehadiran revolusi industri 4.0, katanya, menawarkan beragam perubahan dan kemajuan termasuk bidang teknologi kesehatan yang mengubah perspektif pelayanan kesehatan itu sendiri. Ia berpandangan bahwa pengembangan dan inovasi teknologi ini harapannya akan mengurangi masalah dan mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di masa sekarang dan yang akan datang.
“Bagaimanapun, kualitas penguasaan teknologi tetap berada di tangan sumber daya kesehatan di dalamnya,”katanya.
Menurutnya, sumber daya manusia bidang kesehatan harus lebih tanggap dan adaptif dalam menghadapi perkembangan di era digitalisasi teknologi ini. “Kita sangat mendukung upaya penguatan calon profesional kesehatan di era perkembangan teknologi ini agar SDM semakin berkualitas,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson