Universitas Gadjah Mada menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan secara daring, Selasa (10/11) di halaman Balairung UGM.
Dalam upacara ini, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., mengajak generasi muda Indonesia untuk meneruskan perjuangan sebagai pahlawan masa kini yang memiliki semangat kerja keras, berjuang secara kolaboratif, kreatif, dan inovatif.
”Kerja keras harus dilakukan secara konsisten dan persisten agar perjuangan berhasil. Kreativitas dan inovasi diperlukan untuk memunculkan ide-ide baru yang unik dan selaras dengan kebutuhan masyarakat,” paparnya.
Pada tahun ini peringatan Hari Pahlawan secara nasional mengambil tema ”Pahlawanku Sepanjang Masa”. Tema ini, terang Panut, memiliki dua makna.
Makna yang pertama adalah bahwa para pendahulu yang telah berkorban, berjuang memerdekakan bangsa serta membangun pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia merupakan pahlawan yang harus senantiasa dikenang dan diteladani sepanjang masa.
Sedangkan makna yang kedua adalah bahwa semua generasi di sepanjang masa dapat menjadi pahlawan pada masanya masing-masing.
”Menjadi pahlawan bukan lagi dengan mengangkat senjata memerangi penjajah, namun dengan berjuang di bidangnya masing-masing untuk memerangi kemiskinan, ketertinggalan pendidikan, dan lain-lain untuk mengukuhkan kedaulatan bangsa serta membangun masyarakat yang lebih beradab, makmur, dan sejahtera,” terang Rektor.
Lebih lanjut ia mengatakan, berjuang di masa kini memerlukan strategi dan modal yang berbeda dengan perjuangan di masa merebut kemerdekaan karena tantangan yang dihadapi pun berbeda.
Tantangan yang dihadapi pahlawan masa kini tak kalah besar dengan masa perjuangan kemerdekaan, bahkan semakin besar. Hal ini terjadi karena lingkungan semakin mengglobal, kompetisi semakin terbuka, dan kebutuhan hidup manusia pun semakin kompleks.
Panut menyebut bahwa anak-anak muda dengan usaha rintisan atau start up merupakan contoh perjuangan saat ini. Berawal dari langkah kecil dan ide besar mereka membantu petani, peternak, pelaku pariwisata, dan lain-lain agar lebih berdaya dalam berkarya dan meningkatkan perekonomiannya.
UGM sendiri secara berkelanjutan mendorong mahasiswa untuk bekerja keras, berkreasi, dan berinovasi dengan mengembangkan start up yang bermanfaat bagi masyarakat.
Beberapa rintisan yang ia maksud di antaranya Andil, platform investasi berbasis patungan untuk pembangunan industri pertanian, Bantuternak, aplikasi investasi digital yang berfokus memberdayakan peternak melalui penyaluran modal dan pendampingan peternak, Pijar Psikologi yang menyediakan sarana edukasi mengenai isu-isu kesehatan mental dan psikologi yang mudah diakses serta karya-karya lainnya yang diyakini akan membawa manfaat bagi bangsa Indonesia.
Inovasi dosen-dosen UGM dalam menciptakan berbagai peralatan medis dan produk riset lainnya untuk penanganan pandemi Covid-19 serta kegigihan para tenaga medis dan paramedis di garis depan dalam penanganan pandemi Covid-19 juga merupakan contoh lain dari implementasi tema Hari Pahlawan.
Ia berharap di masa yang akan datang semakin banyak karya dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan UGM yang mampu memecahkan problematika di masyarakat dan berkontribusi pada kemakmuran bangsa.
“Mari terus semangat untuk berkarya, mengoptimalkan kapasitas yang kita miliki, bergandengan tangan, bahu membahu, untuk mencapai Negara Republik Indonesia yang sejahtera, adil, dan Makmur,” pungkasnya.
Penulis: Gloria