• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kearifan Lokal Sebagai Modal Pembangunan Nasional

Kearifan Lokal Sebagai Modal Pembangunan Nasional

  • 16 November 2020, 14:42 WIB
  • Oleh: Satria
  • 6008
Kearifan Lokal Sebagai Modal Pembangunan Nasional

Laboratorium Filsafat Nusantara (Lafinus) Fakultas Filsafat UGM menggelar kegiatan Simposium Nasional Filsafat Nusantara I pada Sabtu (14/11) . Acara ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom.

Kepala Lafinus Filsafat UGM, Dr. Heri Santoso, mengatakan tujuan acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan filsafat dan kearifan lokal Nusantara yang dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan masalah di Indonesia. Hal ini selaras dengan semangat yang diusung oleh UGM, yakni Locally Rooted, Globally Respected. Oleh karenanya, ia menyebut tema “Eksplorasi Kekayaan Filsafat dan Kearifan Lokal Nusantara  dalam Rangka Membangun Indonesia Maju” dipilih untuk SNFN I ini.

Simposium Nasional ini menghadirkan beberapa pembicara, yaitu  Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi (Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), MA., Ph.D, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A., M.Phil. (Antropolog UGM), Dr. Sartini (Ketua Departemen Timur Fakultas Filsafat UGM), dan Sujewo Tejo (Budayawan). Selain itu, hadir pula sebagai pembicara kunci Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.,  Dirjen Dikti.

Dalam paparannya, Prof. Heddy menegaskan bahwa kearifan lokal adalah sebuah kekhasan dari masyarakat tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Secara spesifik, ia menyebut kearifan lokal selalu menyangkut nilai etis dan estetis. Heddy menyatakan bahwa penelitian tentang kearfian lokal sudah dilakukan oleh banyak pihak. Namun, menurutnya, masih ada permasalahan mendasar yaitu kurangnya koordinasi.

“Tidak mengherankan jika pihak-pihak yang berkecimpung dalam kearifan lokal cenderung berjalan sendiri-sendiri dan hasilnya pun cenderung tidak tertangani dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sebuah upaya untuk merangkai berbagai kajian kearifan lokal tersebut menjadi suatu karya yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak,” ujarnya.

Di sisi lain, Sujewo Tejo menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecerdasan majemuk yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain. Menurutnya, dengan kecerdasan majemuk ini maka masyarakat Indonesia mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah menyalahkan orang lain. “Hal tersebut yang saya kira sebagai bentuk kearifan lokal. Ini menjadi sebuah modal untuk menjaga keharmonisan hidup manusia,” terangnya,

Yudian membenarkan peryataan itu dan menyatakan bahwa Indonesia memang sangat kaya akan kearifan lokal. Kepala BPIP tersebut menambahkan bahwa kearifan-kearifan tersebut masih sesuai dengan perkembangan zaman.

“Jika dikelola dengan baik, hal itu akan sangat mendukung kebijakan Indonesia maju,” terangnya.

Upaya penelitian dan kajian-kajian tentang kearifan lokal sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para akademisi di Indonesia, termasuk di UGM. Hal itu seperti yang dipaparkan oleh Sartini.

“Hal yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana melakukan publikasi dan pengembangan jejaring kerja sama untuk mengangkat kearifan lokal”, tegas Dosen Filsafat UGM ini.

Terakhir, Prof. Nizam menambahkan bahwa upaya mengangkat kajian kearifan lokal melalui pendidikan tinggi tersebut selaras dengan program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar yang tengah digaungkan Dikti. Melalui program tersebut, ia menjelaskan bahwa mahasiswa tidak lagi hanya terbatas di ruang kelas saja, melainkan diberi kesempatan pula untuk belajar melalui pengalaman langsung di masyarakat.

Prof Nizam menerangkan bahwa mahasiswa bisa melakukan kegiatan non-kuliah, seperti magang, penelitian, atau pengabdian dengan terjun langsung ke masyarkat, baik dunia kerja atau sosial, sesuai minat mereka. Namun, hal itu tetap masuk ke dalam SKS dan dengan bimbingan dosen.

“Tujuan kami adalah untuk membangun SDM unggul dari proses mahasiswa menghadapi permasalahan di masyarakat yang sebenarnya sehingga setelah lulus, mereka mampu beradaptasi dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan di masyarakat. Hal itu karena merekalah yang nantinya menjadi penggerak menuju Indonesia maju,” pungkasnya.

Simposium yang berlangsung selama satu hari ini, selain menghadirkan para pembicara tadi, juga menampilkan 20 pemakalah call for papers yang berasal dari berbagai institusi di Indonesia. Kegiatan simposium nasional daring ini diikuti sekitar 211 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Penulis: Hakam

 

 

Berita Terkait

  • SPs Gelar Seminar Wawasan Kebangsaan dan Kearifan Lokal

    Wednesday,23 October 2013 - 16:04
  • Antropolog UGM: Masyarakat Lokal Belum Arif dengan Alam

    Tuesday,30 October 2012 - 18:38
  • Penyelenggaraan Pariwisata Harus Perhatikan Kearifan Lokal

    Wednesday,10 February 2021 - 18:07
  • Kearifan Lokal Sebagai Modal Pembangunan Nasional

    Monday,16 November 2020 - 14:42
  • Strategi Transformasi Budaya Untuk Pembangunan

    Tuesday,14 December 2010 - 13:03

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual