Ahli biologi UGM sekaligus Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), Prof. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Ph.D., mengatakan kasus korupsi benih lobster yang merupakan komoditas biodiversitas Indonesia mengambarkan buruknya pengelolaan biodiversitas nasional.
Menurutnya, para pengampu kepentingan dan pelaku bisnis tanah air selalu melihat potensi biodiversitas sebagai sumber daya ekonomi semata yang siap dieksploitasi. Padahal, biodiveristas yang ada merupakan sumber daya ekologi yang perlu dikelola dan dilestarikan bersama. Apabila cara pandang para pemimpin politik dan pemangku kepentingan bangsa kita hanya melihat sumber daya alam khsususnya biodiversitas sebagai sumber daya ekonomi semata maka akan merusak dan memusnahkan biodiversitas kita.
“Benur merupakan bayi-bayi lobster tapi karena kita tidak sabar dan fokus menjadi prioritas riset dalam membudidayakan benur-benur lobster yang umumnya hanya ada di lingkungan alam untuk dipelihara menjadi lobster dewasa yang harganya ratusan ribuan kali lipat dibanding benurnya,” papar Dekan Fakultas Biologi UGM ini.
Budi menyampaikan jika negara-negara pengimpor benur lobster adalah pusat-pusat riset lobster dengan tujuan jangka panjang dapat mengembangkan budi daya lobster. Dengan begitu di masa depan akan menjadi pusat produksi lobster. Negara-negara tersebut juga telah berhasil membudidayakan ikan salmon sebagai industri perikanan tanpa mengganggu sumber ikan salmon di alam liarnya.
“KOBI prihatin dengan cara pandang dan perilaku predasi para pemangku kekuasaan serta pengusaha dalam menguras biodiversitas kita. Kedepan seyogianya cara pandang terhadap Biodiversitas diubah dengan menghargai, mengelola dengan bijak dan melestarikan biodiversitas termasuk lobster agar dapat dimanfaatkan dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya,” tandasnya.
Penulis: Ika
Foto: Bisnis.com