Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PUSTEK) UGM dan Bank Syariah Mandiri menyelenggarakan program pelatihan dan pendampingan secara daring bagi UMKM di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 14-18 Desember 2020.
Berdasarkan hasil seleksi dan pengelompokan peserta (clustering), peserta dibagi ke dalam dua Batch. Pada batch 1, dari segi bidang usaha, mayoritas adalah UMK yang bergerak di bidang pertanian dan pangan olahan, sedangkan peserta Batch 2 adalah UMK yang bergerak di bidang industri kecil, kerajinan, fashion, dan bidang lainnya.
“Dengan pendampingan UMKM menjadi lebih profesional, apalagi didampingi oleh Bapak Ibu praktisi di sini,” ucap Prof. Ambar Pertiwiningrum, Ph.D. selaku ketua tim pelaksana pada acara pembukaan yang berlangsung Senin (14/12).
Di masa pandemi, sektor UMKM menjadi salah satu yang turut terdampak. Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) sektor UMKM pada Mei 2020 mencapai 4,14 persen. Namun, NPL UMKM sebesar 4,14 persen masih terhitung cukup tahan menghadapi dampak pandemi Covid-19, membuktikan bahwa UMKM merupakan sektor yang tahan banting dalam menghadapi krisis ekonomi, yang hampir sama seperti tahun 1998 lalu.
Meskipun memiliki daya tahan terhadap krisis, namun belum dapat dipastikan berapa lama mereka akan dapat bertahan karena krisis ekonomi akibat pandemi ini diperkirakan akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Kondisi ini membuat pelaku UMKM masih memiliki kerentanan tinggi sehingga belum tentu dapat bertahan menghadapi krisis jangka panjang.
Salah satu faktor penting yang dapat membuat UMKM bertahan di masa krisis adalah jika memiliki kemampuan manajerial yang baik. UMKM dengan kemampuan manajerial yang baik mampu mengoptimalkan kemampuan dan peluang yang dimiliki serta dapat mengatasi krisis.
Program Pelatihan UMKM ini sendiri akan mencakup lima topik utama, yaitu “Membangun Usaha Inovatif dan Kompetitif”, “Kelembagaan, Aspek Legal , dan Jejaring”, “Manajemen Pemasaran”, “Manajemen Keuangan”, serta “Manajemen Operasi dan Organisasi”.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, mengungkapkan bahwa UGM telah menyelesaikan naskah akademik terkait layanan bagi UMKM.
Di samping memberikan pelatihan, nantinya UGM juga akan menyediakan laboratorium yang dapat melayani kebutuhan UMKM untuk melakukan standarisasi ataupun sertifikasi yang diperlukan.
“Ini penting bagi kita semua karena kita menginginkan UMKM kita dapat menjadi raja di rumah sendiri, di negara sendiri,” ucapnya.
Produk-produk UMKM, terangnya, perlu didorong agar daapt masuk ke pasar internasional di samping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat. Untuk masuk pasar internasional, standarisasi dan pengujian diperlukan untuk memberikan legalitas produk UMKM.
“Harus ada bantuan khusus agar UMKM yang memiliki modal terbatas tidak harus membeli alat sendiri dan mendidik SDM sendiri, tapi bisa menyerahkan kebutuhan sertifikasi dan standarisasi kepada UGM untuk dibantu,” terang Ika.
Penulis: Gloria