Pada tahun 2021 belanja pemerintah fokus kepada penanganan Covid-19, pemulihan ekonomi serta transformasi ekonomi. Sesuai kajian Bappenas tahun 2018, Visi Ekonomi 2045 adalah proses perubahan struktur ekonomi ke arah yang lebih produktif dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,5 persen per tahun.
Sementara secara global, terdapat kencenderungan teknologi akan menjadi kekuatan disruptif utama, dan industri, kedirgantaraan, infrastruktur, transportasi, dan industri otomotif sebagian besar akan didorong oleh aplikasi otonom yang didukung oleh kemajuan teknologi, seperti 5G, 6G, blockchain, komputasi kuantum, kendaraan terhubung, sensorisasi perangkat, mata uang digital, robot pribadi, dan elektronik fleksibel.
“Kekuatan disruptif ini akan berdampak besar pada berbagai industri dan mengubah cara hidup kita, berkomunikasi, dan menjalankan bisnis,” ujar Prof. Dr. Ir. Suyono Dikun, M.Sc selaku pendiri dan sesepuh Masyarakat Transportasi Indonesia saat membuka Webinar Outlook Transportasi Tahun 2021, Senin (28/12).
Menurutnya, transportasi di masa depan (2045) yang diinginkan adalah yang bersifat sustainable, integrasi antar moda, dan selaras dengan tata ruang. Selain itu, transportasi juga dituntut ramah lingkungan, SDM berkualitas, seamless, integrasi dengan ekonomi, hemat energi dan ber-EBT, berteknologi tinggi dan berkeselamatan tinggi.
“Karena itulah diperlukan outlook transportasi 2021 sebagai upaya untuk mengetahui apa yang akan terjadi dan perlu upaya apa untuk menyongsong transportasi masa depan,” katanya.
Webinar Outlook Tranpsortasi Tahun 2021 ini digelar untuk memberikan pandangan kondisi transportasi ke depan. Kegiatan ini diselenggarakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bekerja sama dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik, Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM), TranJakarta serta Jaklingko.
Ir. Bambang Susantono, MCP., MSCE., Ph.D, Vice-President for Knowledge Management and Sustainable Development Asian Development Bank (ADB) selaku keynote speaker menyampaikan transportasi tetap akan menjadi tulang punggung dari suatu negara pada kondisi pandemi ataupun tidak. Transportasi berperan untuk mengatasi kemiskinan, menyediakan akses ke pendidikan, kesehatan dan pusat-pusat ekonomi.
“Kebijakan transportasi yang baik perlu dilakukan dengan penerapan SDG yaitu Safety, aman dalam prioritas kesehatan, Digitalize, berbasis teknologi informasi, dan Green, ramah lingkungan,” katanya.
Sementara itu, pembicara pertama, Ibrahim Khoilul Rohman, Ph.D, Ketua Forum Angkutan Logistik MTI, sekaligus Dosen Ekonomi Makro FEB Universitas Indonesia dan Head of Samudera Indonesia Research Initiatives menyatakan pandemi Covid – 19 berpengaruh signifikan pada penurunan perdagangan dunia. Pengaruh penurunan tersebut terutama pada penurunan keuntungan hingga 50 persen dan pengurangan tenaga kerja mencapai 20 persen.
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 memiliki korelasi yang setara dengan penurunan mobilitas. Oleh karena itu, langkah yang harus dilakukan dalam jangka pendek adalah bernegosiasi dengan perusahaan besar pelayaran utama (Main Lone Operator – MLO) untuk memberikan slot khusus untuk komoditas Indonesia terutama dengan nilai tambah yang tinggi.
Selain itu, perlu mendukung UKM yang menganggap tarif pengangkutan terlalu mahal dibandingkan nilai barang, serta konsolidasi kargo dan kemungkinan beralih ke curah kering. Pada jangka menengah dan panjang perlu untuk mengurangi ketergantungan pada pedagang daerah, serta meningkatkan positioning eksportir Indonesia yaitu mengubah istilah ekspor dari FOB menjadi CIF.
“Peluang yang dapat ditangkap pada masa pandemi adalah perdagangan eceran dan e-commerce. Nilai bruto perdagangan Internet di Asean akan melebihi $ 100 miliar GMV tahun ini,” terangnya.
Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN-Eng selaku Ketua Umum MTI dan Kepala Pustral UGM memperkirakan bahwa pandemi Covid-19 masih akan berpengaruh terhadap penerapan operasi dan turunnya permintaan penumpang. Meski begitu, angkutan barang diperkirakan masih akan bertumbuh.
“Untuk itu, operator transportasi harus inovatif dan kreatif agar mampu tetap bertahan. Tantangan juga masih akan dihadapi terkait kepatuhan penerapan protokol kesehatan pada angkutan pribadi dan sewa. Penggunaan teknologi informasi diperkirakan akan semakin berkembang pada penyelenggaraan transportasi,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : truckmagz.com