• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Peneliti UGM Kembangkan Spons dan Minyak Atsiri sebagai Antiinfeksi

Peneliti UGM Kembangkan Spons dan Minyak Atsiri sebagai Antiinfeksi

  • 11 Februari 2021, 14:20 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7563
Peneliti UGM Kembangkan Spons dan Minyak Atsiri sebagai Antiinfeksi

Penyakit infeksi kembali menjadi perhatian dunia dengan merebaknya wabah virus corona di tahun 2019. Terjadinya infeksi, muncul atau tidaknya gejala dan juga tingkat keparahannya merupakan hasil dari interaksi antara mikroorganisme dengan sistem kekebalan tubuh seseorang. Hal ini menyebabkan walaupun sekelompok orang berada pada lingkungan yang sama, tidak semuanya terpapar penyakit dan jika pun terpapar, tingkat keparahannya dari masing-masing individu bisa bervariasi.

Penanganan infeksi dilakukan dengan menggunakan vaksin sebagai bagian dari pencegahan spesifik serta antibiotik sebagai bagian dari pengobatan. Namun, kurang bijaknya penggunaan antibiotik oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan, selain juga merupakan kemampuan alami dari mikroorganisme untuk mempertahankan diri dan populasinya melalui mutasi genetik. Mutasi sendiri bisa dikatakan sesuatu yang tidak terhindarkan sehingga yang dilakukan dengan memengaruhi “sifat sosial” dari mikroorganisme.

Untuk mengatasi infeksi ini bisa dilakukan dengan modulasi interaksi sosial mikroorganisme. Oleh karena itu, biofilm menjadi salah satu produk sosial mikroorganisme. Biofilm terbentuk oleh komunitas mikroorganisme yang menempel pada suatu permukaan dalam lingkungan berair.

Penelitian yang dilakukan Dosen Farmasi UGM, Prof. Dr. Triana Hertiani, M.Si., Apt., menemukan bahwa kekayaan alam pada sumber daya laut kita bisa menjadi sumber dalam pengambilan senyawa antibiofilm. Namun begitu, kendala dalam memperoleh bahan baku dalam jumlah besar karena belum banyak kekayaan laut untuk sumber bahan baku obat. Menurutnya, penelitian yang ia lakukan pada spons Angelas nakamurai di perairan Bali menunjukkan adanya berbagai senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri, antibiofilm, antifouling sekaligus sitotoksis.

“Seperti kita ketahui spons tidak dapat melepaskan diri sepenuhnya dari keberadaan mikroorganisme di sekitarnya. Namun, hal yang dapat dilakukannya dengan melakukan mekanisme kontrol sebagai keharusan untuk kelangsungan hidup,” kata Prof. Dr. Triana Hertiani, M.Si., Apt., dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar dalam bidang Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, Kamis (11/2), di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM.

Selain pengembangan senyawa obat dari laut, Triana Hertiani juga mengembangkan antibiofilm dari seleksi tanaman obat. Menurutnya, tanaman asli Indonesia lainnya yang potensial dikembangkan sebagai antibiofilm adalah kulit batang mayosi. Selain itu, minyak atsiri juga terbukti efektif sebagai antibiofilm. Sebab, menurutnya dari sifat fisisnya, kata Triana, minyak atsiri merupakan metabolit tanaman yang bersifat nonpolar dan mudah menguap. Minyak atsiri sendiri dapat diperoleh dari berbagai bagian tumbuhan misalnya dari kulit kayu seperti kayu manis dan mayosi. “Adapun dari bunga seperti mawar, melati, kenanga dan kuncup bunga cengkeh serta dari daun seperti kayu putih,” katanya.

Ia menjelaskan di habitatnya minyak atsiri dapat dihasilkan oleh tumbuhan secara terus menerus ataupun sebagai respons terhadap fitopatogen. Saat ini beberapa senyawa kimia tumbuhan yang potensial sebagai antibiofilm tersebut telah dimanfaatkan pada berbagai produk kesehatan oral.

Menurutnya, penelitian senyawa antiinfeksi ini dapat memodulasi interaksi mikroorganisme dalam bentuk biofilm perlu dilakukan pengujian pada kultur polimikroba. Namun begitu, intervensi pada komunitas sosial mikroorganisme menggunakan bahan dari alam yang secara alami diharapkan dapat menjadi salah satu strategi jitu dalam pengentasan masalah infeksi di masa sekarang dan yang akan datang.

Penulis : Gusti Grehenson 

Berita Terkait

  • Eucalyptus Belum Terbukti Bisa Bunuh Virus Corona

    Thursday,09 July 2020 - 16:31
  • Raih Doktor Usai Kaji Potensi Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Untuk Pakan Ternak

    Monday,20 March 2023 - 13:51
  • Pakar Ilmu Kimia Organik Prof. Hardjono Meninggal Dunia

    Tuesday,30 July 2019 - 12:18
  • Nanoemulsi-Spons Gel sebagai Solusi Luka DM yang Terinfeksi MRSA

    Wednesday,11 July 2018 - 13:55
  • Tim Peneliti UGM Tingkatkan Produksi Pengrajin Minyak Nilam Kulonprogo

    Friday,25 October 2019 - 15:31

Rilis Berita

  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung
  • UGM Jalin Kerja Sama Pengembangan Riset dengan Africasia Investment and Resources 31 May 2023
    Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius
    Gloria
  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual