Sejumlah alumni UGM menginisiasi LatihID, platform e-learning yang memberikan pelatihan dan konten edukasi untuk meningkatkan kualitas UMKM Indonesia. Platform ini dirilis pada Agustus 2020 dan kini telah memiliki ribuan pengguna.
“Meskipun masih berumur sangat muda, karya ini berpotensi besar untuk membantu UMKM Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan lebih dari 10.500 total users yang dimiliki platform tersebut, selama kurang dari dua tahun,” ucap Yulisyah Putri Daulay.
Pembentukan platform ini berawal dari inisiasi dua alumni Fakultas Teknik UGM, Yulisyah dan Muhammad Nabil Satria Faradis, saat pandemi Covid-19 mulai melanda setahun lalu.
Mereka menilai UMKM Indonesia memiliki potensi yang besar dan melengkapi masyarakat Indonesia hampir di seluruh lingkup kehidupan. Meski demikian, banyak UMKM belum berdiri secara kokoh dan pada akhirnya tidak berkelanjutan.
“Ini karena tidak meratanya pendidikan yang dimiliki para pengusaha lokal saat akan memulai maupun saat menjalankan usahanya,” imbuhnya.
Kondisi ini, terangnya, membuat UMKM rentan akan berbagai persoalan, baik persoalan umum seperti persaingan produk, strategi pemasaran, dan pendaftaran izin usaha, maupun masalah yang tidak dapat diantisipasi seperti pandemi.
Untuk membantu para pelaku UMKM bertahan dan meningkatkan kualitasnya di tengah kerentanan, kedua alumni ini merangkul sejumlah alumni UGM lain, yaitu Rischa Agustina, Dyah Ayu Permatasari, Santika Wibowo, Muhammad Ersan Ramadhan dan Aulia Arman, untuk merintis LatihID.
Program LatihID di antaranya berupa LatihID Modul (modul daring), LatihID Talks (webinar dan workshop daring), LatihID Academy, LatihID Expert Class, LatihID Talks, dan LatihID Mentoring. Seluruh program LatihID masih dijalankan secara daring sehingga memungkinkan untuk diakses oleh audiens dari berbagai wilayah.
Selain alumni UGM, anggota tim ini juga terdiri dari lulusan berbagai macam perguruan tinggi yang tinggal di berbagai daerah di Indonesia dan luar Indonesia.
Kehadiran LatihID, terang Yulisyah disambut hangat oleh publik. Hal ini terlihat dari tingginya angka penyelesaian program, yang totalnya sudah mencapai lebih dari 33.000 completions dan sudah diakses dari 34 provinsi di Indonesia.
“Sekarang, tidak hanya anggota tim LatihID saja yang berasal dari beragam wilayah, melainkan users atau penggunanya juga,” jelasnya.
Penulis: Gloria