• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Perhatian Terhadap Infeksi Biofilm Belum Mendapat Perhatian Optimal

Perhatian Terhadap Infeksi Biofilm Belum Mendapat Perhatian Optimal

  • 17 Juni 2021, 13:52 WIB
  • Oleh: Agung
  • 6485
  • PDF Version
Perhatian Terhadap Infeksi Biofilm Belum Seperti Yang Diharapkan

Hingga saat ini infeksi terkait biofilm belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya, padahal data National Intituttes of Health menyebut biofilm merupakan mediator terjadinya infeksi kronis yang berperan secara signifikan dalam kejadian infeksi terkait layanan kesehatan di rumah sakit (HAIs). Diperkirakan 65-80 persen kejadian infeksi dalam tubuh manusia diakibatkan oleh biofilm.

“Biofilm sebagai pertahanan bakteri relatif lebih sulit diberantas dengan antibiotik sehingga bakteri patogen dalam kondisi biofilm dapat menimbulkan masalah serius bagi kesehatan manusia sekaligus berkontribusi dalam tingginya angka resistensi antibiotik," ujar Prof. dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D., Sp.MK(K), di Balai Senat UGM, Kamis (17/6).

Ketua Departemen Mikrobiologi, FKKMK UGM ini mengatakan hal tersebut saat dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Ketua Tim Lab Covid FKKMK UGM ini dalam pidatonya mengangkat judul “Biofilm Sebagai Penyebab Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (HAIs) dan Resistensi Antibiotik : Diagnosis dan Pendekatan Terapi”.

Titik menyebut infeksi bakteri kembali menjadi perhatian dunia seiring dengan meluasnya pandemi Covid-19, baik berupa ko-infeksi akut karena bakteri planktonik maupun ko-infeksi kronis berkaitan dengan pembentukan biofilm. Pemakaian endotracheal tube sebagai terapi supportif pada pasien Covid-19 merupakan salah satu faktor risiko pembentukan biofilm pada permukaan dalam dan luar kanula trakea sehingga meningkatkan risiko terjadinya pneumonia terkait ventilator.

“Ko-infeksi dengan infeksi biofilm ini berpotensi memperburuk kondisi klinis dan meningkatkan mortalitas pada pasien, serta memperpanjang dan meningkatkan biaya rawat inap," katanya.

Ia menyebutkan pula sekitar 99 persen bakteri di alam semesta berada dalam bentuk sesil atau biofilm dan 1 persen dalam bentuk planktonik. Di tubuh manusia, biofilm berperan ganda bisa bermanfaat dan merugikan. Kolonisasi mikroba flora normal di saluran gastrointestinal dan genitourinary adalah contoh biofilm yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Sementara itu, infeksi terkait biofilm seringkali ditemukan pada kasus infeksi endokarditis, osteomielitis, gigi karies, infeksi terkait perangkat medis invansif dan implant seperti kateter, protesa jantung, alat pacu jantung, protesa sendi dan ortopedi, lensa kontak, serta jaringan yang mengalami luka kronis merupakan biofilm yang perlu diwaspadai karena menjadi sumber infeksi dan berisiko menyebabkan infeksi yang persisten, relaps, dan sulit diterapi dengan antibiotic konvensional.

“Biofilm saat ini diakui sebagai mediator utama infeksi dengan perkiraan 80 persen kejadian infeksi berkaitan dengan pembentukan biofilm," ucapnya.

Di bagian akhir pidatonya, ia mengatakan lebih dari 60 tahun laporan pertama tentang biofilm diterbitkan, perhatian terhadap infeksi terkait biofilm belum seperti yang diharapkan, terutama di Indonesia. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemahaman konsep fase pertumbuhan bakteri dan identifikasi bakteri dari sampel klinis harus diperbaharui. Menurutnya, fase pertumbuhan mikroba dalam bentuk biofilm sudah selayaknya menjadi perhatian  para ahli mikrobiologi klinik dan klinisi.

“Demikian pula pengetahuan dan kesadaran tentang infeksi terkait biofilm perlu ditingkatkan secara global sehingga pengendalian resistensi antibiotik dan HAIs di masa mendatang bisa dilakukan dengan lebih komprehensif," paparnya.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Temukan Spesies Baru Bakteri Penghasil Antibiotik

    Friday,14 February 2020 - 14:41
  • Peneliti UGM Kembangkan Spons dan Minyak Atsiri sebagai Antiinfeksi

    Thursday,11 February 2021 - 14:20
  • Strategi Pengendalian dan Pemberantasan Zoonosis di Indonesia

    Wednesday,06 December 2006 - 12:22
  • Pakar UGM: Varian Mu Tidak Seganas Varian Delta

    Wednesday,08 September 2021 - 0:20
  • FK UGM ‘Bekali’ Calon Dokter

    Wednesday,13 February 2013 - 7:53

Rilis Berita

  • Kalla Group Sapa Mahasiswa UGM 23 May 2022
    Perusahaan nasional Kalla Group menyapa mahasiswa UGM. Dalam kegiatan bertajuk Kalla Goes to Camp
    Agung
  • Revitalisasi Sistem Ekonomi Pancasila 23 May 2022
    Indonesia memiliki budaya dan keunikan yang sangat beragam. Kekhasan keberagaman Indonesia juga t
    Satria
  • Raih Doktor Usai Kaji Callisto Eye Operasi Katarak 23 May 2022
    Mahasiswa program d
    Ika
  • Penutur Bahasa Indonesia Capai 300 Juta Jiwa 23 May 2022
    Pengguna bahasa Indonesia diketahui telah dipakai oleh lebih dari 300 juta penutur di dunia. Juml
    Gusti
  • Budi Karya Sumadi Terima Anugerah Doktor Kehormatan UGM 23 May 2022
    Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Ir. Budi Karya Sumadi, menerima Anugerah Doktor Kehormatan (Dokt
    Gusti

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual