• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Inovasi Teknologi
  • UGM Kembangkan Alat Bantu Produksi Oksigen

UGM Kembangkan Alat Bantu Produksi Oksigen

  • 09 Juli 2021, 12:45 WIB
  • Oleh: Agung
  • 13232
UGM Kembangkan Alat Bantu Produksi Oksigen

Keterbatasan jumlah oksigen medis mulai dialami Indonesia seiring terjadinya ledakan kasus Covid-19 yang berlangsung pada bulan Juli 2021 ini. Ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di tanah air sejak Juni 2021 lalu menyebabkan kebutuhan oksigen medis meningkat.

Di tengah keterbatasan yang terjadi, Dr. Jayan Sentanuhady dan Eka Firmansyah, Ph.D., dari Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada menggagas pengembangan alat bantu produksi oksigen untuk skala bangsal rumah sakit.

“Alat ini nanti diharapkan bisa membantu pasien di rumah-rumah sakit yang sedang membutuhkan oksigen, tetapi yang akan kami kembangkan bukan untuk skala kecil atau perseorangan tetapi untuk 5-6 orang sekaligus dalam satu bangsal," ujarnya, di Departmen Teknik Mesin & Industri, Fakultas Teknik UGM, Jumat (9/7).

Jayan menjelaskan ada beberapa cara untuk membuat oksigen dan salah satu paling bagus selama ini adalah teknik cryogenic. Teknik cryogenic ini melalui proses panjang dengan pendinginan ekstrem. Dengan teknik cryogenic ini bisa dihasilkan kemurnian oksigen hingg 99 persen, cuma teknik ini sulit dan mahal.

Teknik lain yang yang lebih murah dan sederhana dari teknik cryogenic adalah dengan teknik PSA (Pressure Swing Adsorption). Tetapi teknik PSA ini hanya mampu menghasilkan kemurnian oksigen dengan hingga 96 persen itupun dengan flow rate yang rendah. “Inilah salah satu kelemahan sistem PSA, kemurnian oksigen sangat dipengaruhi oleh flow rate” ungkap Jayan.

Apakah oksigen hasil Teknik PSA yang dikembangkan UGM sama dengan oksigen medis atau industri? Jayan menjelaskan bahwa oksigen hasi dari PSA dan teknik lain ya akan sama saja, proses dan teknik pembuatan yang digunakan hanya memengaruhi kemurnian saja. Oksigen medis dan non-medis hanya dibedakan alat-alat yang digunakan dalam proses. Misalnya kalau kompresornya tidak oil free maka akan masuk klasifikasi oksigen industri hasil dari proses tersebut.

Bahkan, kata Jayan, oksigen dengan teknik PSA ini saat ini sudah dijual di pasaran untuk perseorangan dengan harga relatif murah. Hanya saja, ia menandaskan, yang akan dikembangkan ini bukan untuk perseorangan tetapi yang kapasitasnya lebih besar lagi.

Jayan menjelaskan teknik PSA lebih murah karena prosesnya lebih sederhana dan hanya butuh kompresi dan adsorpsi serta tekanannya yang dirubah-rubah atau dibolak balik. Meski harga murah dan simpel, teknik ini mendapat tingkat kemurnian oksigen yang sudah cukup bagi kebutuhan pasien.

“PSA kan hanya 95 tingkat kemurniannya, tapi 95 itu sudah cukup bagi pasien, kan kalau kita sakit, dokter tidak akan memberikan 95 persen oksigen itu ke kita, tetapi pasti diencerkan dengan udara sampai persentase oksigenyang dibutuhkan pasien”, paparnya.

Ia mengakui untuk  membuat alat bantu oksigen ini tidak semulus yang dibayangkan. Salah satu kendala yang dihadapi yaitu alat bantu ini untuk pernafasan manusia maka harus melalui medical grade. Semua harus melalui itu, baik dari mulai kompresor, tubing, tabung dan komponen-komponen lainnya. Misal kompresor type oli free harganya cukup mahal dan relatif susah untuk mendapatkannya bila dibandingkan dengan kompresor type pelumas.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : Suara.com

Berita Terkait

  • UGM Bantu Pasokan Oksigen ke RS Sardjito dan RSA

    Thursday,15 July 2021 - 11:15
  • Pakar UGM Bicara Tentang Kelangkaan Oksigen dan Solusinya

    Thursday,15 July 2021 - 15:43
  • FT UGM Jalin Kerjasama dengan Kementerian BUMN

    Sunday,04 March 2012 - 17:47
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Micro Bubble Generator untuk Mendorong Produksi Budidaya Ikan

    Wednesday,04 May 2016 - 22:32
  • BR-BLIND, Alat Bantu Baca Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

    Thursday,11 July 2019 - 10:37

Rilis Berita

  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria
  • 116 Tim Ikut Olimpiade Geografi Nasional di UGM 30 January 2023
    Sebanyak 116 tim dari sekolah SMP dan SMA dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti Olimpiade
    Gusti
  • UGM dan Pemprov Bengkulu Bahas Bengkulu Leadership Program 30 January 2023
    Untuk melahirkan penerus generasi muda Bengkulu yang berkualitas di masa depan, Gubernur Bengkulu
    Agung
  • Mahasiswa UGM Buat Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas 30 January 2023
    Mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas y
    Ika
  • Menteri PUPR dan 45 Guru Besar Diskusi Soal Sumber Daya Air IKN 30 January 2023
    Menteri Pekerjaan Umum dan Perumaha
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual