Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM dan PUl-PT Probiotik UGM bekerja sama dengan CV nDalem Mulya Mandiri (Cokelat nDalem) dan BPTP Yogyakarta melaksanakan grand launching coklat probiotik “Chobio”. Mereka secara bersama telah mengembangkan·produk cokelat probiotik “Chobio” yang telah teruji secara klinis melalui penelitian yang dilakukan di Belanting, Lombok Timur dengan dukungan pendanaan RISPRO LPDP.
Grand launching “Chobio” berlangsung di Pendopo Royal Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, Rabu (9/12) dihadiri sejumlah pejabat. Mereka yang hadir diantaranya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah Mada, Direktur Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada dan lain-lain.
Prof Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S mengatakan penelitian probiotik yang sudah dilakukan tim UGM terbukti mampu membantu mengatasi stunting dan obesitas dan manfaatnya dapat menyehatkan saluran pencernaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat probiotik “Chobio” dapat menyeimbangkan populasi gut microbiota dalam saluran pencemaan anak dan membantu dalam pencegahan stunting.
“Dengan adanya Grand Launching “Chobio” kita berharap dapat menjadi langkah awal bagi “Chobio” untuk memberikan manfaat bagi sekitarnya,” ucapnya.
Endang Sutriswati mengaku “Chobio” pada awalnya dibuat untuk membantu mengatasi stunting. Penelitian secara klinis juga telah dilakukan di Lombok dan membuahkan hasil yang baik, dan berita baik ini tentunya harus disampaikan kepada masyarakat.
Meski begitu, menurutnya, yang tidak kalah penting pemerintah daerah yakni Dinas Kesehatan Provinsi DIY harus mengetahui bahwa Universitas Gadjah Mada memiliki produk pangan yang dapat membantu mencegah stunting. Ia berharap “Chobio” dapat menjangkau ke semua daerah hingga daerah terpencil di Yogyakarta yang masih memiliki penduduk dengan prevalensi stunting tinggi.
“Hal ini dapat tercapai tentunya apabila Tim Peneliti bisa mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat,” ungkapnya.
“Chobio” memiliki target mampu menembus market yang ada di Yogyakarta. Hal ini tentu bisa tercapai dengan adanya dukungan dari berbagai pegiat dan komunitas makanan sehat yang ada di Yogyakarta.
Sempat berpartisipasi dalam Ubud Artisan Market, diharapkan “Chobio” dengan pengalamannya semakin menambah pengetahuan masyarakat soal probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan pencemaan. Meskipun masih juga sering ditemui kesalahpahaman dalam mendefinisikan produk probiotik sendiri.
“Sebagian besar masyarakat mengira bahwa semua makanan fermentasi sudah pasti mengandung probiotik. Padahal, hal itu tidak betul sebab tidak semua makanan fermentasi mengandung probiotik,” terangnya.
Dalam grand launching yang bersamaan dengan kegiatan Probiotic Day diharapkan para pegiat dan komunitas makanan sehat di Yogyakarta dapat semakin perhatian dengan probiotik dan tidak sembarang menggunakan kata ‘probiotik’ untuk mendongkrak penjualan.
Meika Hazim, CEO Ndalem Indonesia, mengaku cokelat “Chobio” sudah ada di pasaran. Produk “Chobio” memiliki prospek bagus meski untuk masuk pasar offline saat ini masih ada challenge karena pandemi.
“Beberapa sudah masuk di Jakarta dan yang kenceng malah di online. Pokoknya saat ini paling banyak di market place online, kalau pengennya masuk di offline store tapi belum bisa karena pandemi sehingga banyak store belum mau menerima,” ungkapnya.
Akibat pandemi, kata Meika, perputaran cokelat di pasar offline menurun makanya pemasaran lebih laku di online. Ia berharap banyak pihak terus melakukan sosialisasi cokelat probiotik semacam ini.
“Karena ini cokelat yang menyehatkan dan saya kira perlu terus melakukan sosialisasi,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho