• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mengisi Kuliah di UGM, Dubes Ukraina Ingatkan Mahasiswa Tidak Mudah Percaya Propaganda

Mengisi Kuliah di UGM, Dubes Ukraina Ingatkan Mahasiswa Tidak Mudah Percaya Propaganda

  • 23 September 2022, 16:13 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 9637
Mengisi Kuliah di UGM, Dubes Ukraina Ingatkan Mahasiswa Tidak Mudah Percaya Propaganda

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, H.E. Dr. Vasyl Hamianin, mengisi acara Ambassadorial Lecture tentang perang di Ukraina, Jumat (23/9) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. 

Ia menyampaikan bahwa mahasiswa tidak boleh malas atau takut menggali suatu informasi dengan lebih dalam agar tidak disesatkan oleh propaganda ketika membaca sebuah laporan, artikel, ataupun mendengar penjelasan dari seorang pakar.

“Persoalan apapun yang kalian amati, tolong gali lebih dalam. Diplomat adalah orang-orang yang tahu bagaimana menggali dan mengenali akar permasalahannya sehingga tidak mudah disesatkan. Perang saat ini tidak hanya perang senjata, tetapi juga perang propaganda,” ucapnya.

Propaganda, terangnya, selalu terdengar indah, menarik, dan persuasif, seolah sedang menyajikan fakta-fakta dan kebenaran. Namun, jika masyarakat mau menggali sedikit lebih dalam, mereka akan menemukan bahwa hal tersebut adalah kebohongan.

Ia mengatakan, kondisi yang terjadi di Ukraina saat ini merupakan hal yang tidak dapat dibayangkan oleh banyak pihak, terutama bagi warga Ukraina sendiri. Agresi yang dilakukan oleh Rusia telah memicu serangkaian krisis, mulai dari krisis logistik, finansial, keamanan pangan, hingga diplomasi. 

Untuk mengatasi agresi, diperlukan pemahaman mengenai latar belakang dan akar permasalahan atau alasan sesungguhnya dari situasi yang terjadi.

“Hanya dengan ini kita bisa menemukan, atau setidaknya mencoba menemukan cara untuk menyelesaikan persoalan dan mengeliminasi ancaman,” imbuh Dubes Ukraina. 

Latar belakang perang yang terjadi di Ukraina, menurutnya bukan sesuatu yang bisa dijelaskan dalam satu atau dua jam. Diperlukan rangkaian pertemuan untuk mengulas situasi geopolitik dan sejarah panjang yang melatarbelakangi agresi Rusia. 

Rusia dan Ukraina memiliki perbedaan mendasar dalam sejumlah hal, di antaranya terkait pembentukan negara dan ideologi. Ukraina tidak pernah memiliki kaisar atau raja karena semua pemimpin dipilih oleh rakyat dan bisa diberhentikan oleh rakyat jika dianggap tidak menjalankan tanggung jawab dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat Ukraina terhadap diri sendiri, negara, dan realitas di sekitar mereka.

“Orang Ukraina adalah orang yang bebas. Tanah air adalah jiwa kami dan hidup kami, maka kami tidak akan menyerahkannya dengan mudah,” ungkapnya.

Vasyl memaparkan bahwa selama agresi Rusia, puluhan ribu kasus pelanggaran kemanusiaan telah tercatat dengan jumlah korban yang tidak sedikit, termasuk di antaranya 389 anak-anak yang menjadi korban meninggal dunia. Ratusan ribu infrastruktur hancur, dan sejumlah wilayah hingga saat ini masih dikuasai oleh pasukan Rusia. Ia pun menyayangkan bahwa Rusia tidak mendapatkan sanksi yang setimpal dengan tindakan yang telah dilakukan. 

Ia juga menyampaikan bahwa agresi Rusia kemungkinan menjadi sebuah upaya untuk merekonstruksi sistem dunia yang mulai bergerak menjadi unipolar pasca runtuhnya Uni Soviet. 

“Unipolar memang tidak baik, makanya kita butuh kekuatan tandingan. Tapi apakah kita mau nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia disaingi oleh kediktatoran dan otoritarianisme, saya yakin tidak ada yang akan berkata ya,” kata Dubes.


Penulis: Gloria

Berita Terkait

  • Palestina Berencana Tingkatkan Pengiriman Mahasiswa ke UGM

    Monday,08 February 2010 - 17:01
  • Dubes Hongaria Temui Rektor UGM

    Tuesday,26 January 2010 - 15:35
  • UGM Asah Calon Diplomat Handal

    Tuesday,14 October 2014 - 12:25
  • 15 Dubes RI Wilayah Asia-Eropa Petakan Kerjasama Dengan UGM

    Monday,09 February 2015 - 15:00
  • Dubes Kanada, Mackenzie Clugston, Berkunjung ke UGM

    Tuesday,01 June 2010 - 11:22

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual