Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2022 telah dimulai sejak 2020 lalu. Ajang ini merupakan kompetisi inovasi yang mengangkat isu teknologi, sains, dan sosial berdasarkan SDGs (Suistanable Development Goals). Tiga peneliti UGM yang masing-masing berasal dari Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis meraih anugerah dalam ajang yang seleksinya dimulai pertengahan tahun 2022 lalu dan melibatkan 23 universitas dari 6 negara di ASEAN.
Prof. Drs. Sri Juari Santosa, M.Eng., Ph.D. dari Fakultas MIPA mempersembahkan inovasi berjudul “Providing Safe Water Sources for Drinking and Domestic Uses through the Development and Implementation of an Adaptable and Reusable Hybrid Material-Based Removal Method“. Penelitian ini mengangkat isu kebutuhan air bersih di Indonesia, khususnya di daerah Kalimantan Barat. Prof. Juari berhasil mengembangkan bahan hibrida magnetit dan hidrotalsit (Mag-HT) sebagai adsorben untuk penghilangan DOCs (Dissolve Organic Coumpounds) yang efektif dalam air baku pengolahan air minum. Senyawa ini dikatakan lebih efektif menjernihkan air dibanding tawas yang selama ini digunakan untuk menjernihkan air melalui pengendapan. Inovasi Prof. Juari berhasil meraih gelar Best Innovation Award bersama Prof. Phung Thi Kim Le asal Vietnam dan diberikan pada Award Ceremony tanggal 10 Januari 2023 lalu di Tokyo.
Selain Prof. Juari, inovasi Prof. Ir. T. Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng. asal Fakultas Teknik juga menarik dan sama-sama memberi kemanfaatan. Inovasi yang mendapat penghargaan Outstanding Innovation Award tersebut mengambil isu kebencanaan di Indonesia dengan judul “Development of a community based low cost and most adaptive multi hazard early warning system“. Tak banyak menjadi sorotan, sistem peringatan dini (Early Warning System) di Indonesia masih membutuhkan peningkatan. Padahal, Indonesia termasuk negara yang rawan akan bencana seperti tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
Dalam risetnya, Prof. Faisal mengembangkan sistem EWS berbasis masyarakat yang menggabungkan antara dua hal, yaitu teknis dan sosial. Sistem ini dibuat sesederhana mungkin agar dapat bekerja efektif dan cepat melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Inovasi Prof. Faisal tersebut juga telah diterapkan dalam riset GAMA-InaTEK yang fokus pada isu penanggulangan bencana.
Tak hanya tentang teknologi dan sains, anugerah Hitachi Innovation Award bergelar Encouragement Award juga diterima oleh Rimawan Pradiptyo, S.E., M.Sc., Ph.D. dengan inovasi terkait isu sosial. Berlatar belakang dampak pandemi COVID-19 di masyarakat, berdirilah organisasi SONJO atau Sambatan Jogja. Organisasi ini bertujuan untuk meminimalisir dampak pandemi di masyarakat, khususnya di bidang ekonomi dan kesehatan. Organisasi non-profit ini telah memberikan banyak kontribusi, seperti pengembangan tempat isolasi, vaksin massal, dan pengembangan UKM.
“SONJO memang terbatas di Yogya awalnya meski kemudian berkembang dan kami bersinergi dengan 6 perusahaan/komunitas/ masyarakat di daerah lain di Indonesia. Terlepas dari kontribusi kami yang terbatas itu, kami ingin menunjukkan praktik baik yg berhasil kita lakukan bersama selama pandemi ini,” ungkap Rimawan, Senin (27/2) saat menjelaskan inovasinya yang berjudul “SONJO: Online-Based Social Capital That Aims to Minimize the Adverse Impact of COVID-19 in Yogyakarta“.
Penulis: Tasya
Foto: Istimewa