Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM mendapat penghargaan dari Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin, atas kontribusi LPPT dalam penanggulangan penyebaran virus Covid-19 selama masa pandemi. LPPT UGM mendapat piagam penghargaan untuk kategori laboratorium terbaik dalam pengujian surveilans genetik. Penghargaan ini diberikan pada pelaksanaan PPKM Award yang berlangsung di Jakarta pada 20 Maret lalu.
Kepala Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM, Prof. Yusril Yusuf, M.Eng., Ph.D., mengaku bersyukur dan bangga atas penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan tersebut. Selama masa pandemi, katanya, LPPT UGM ditunjuk oleh universitas untuk membentuk laboratorium screening Covid-19. Namun, dalam pengujian tersebut, LPPT bekerja sama dengan tim dari FKKMK UGM melakukan analisis sampel baik dengan menggunakan PCR ataupun secara genomik dengan Next Generation Sequencing (NGS). “Kebetulan LPPT memiliki alat analisis genomik NGS maka LPPT ditunjuk sebagai salah satu laboratorium jejaring analisis genomik dari Kementrian Kesehatan,” kata Yusril Yusril, Selasa (6/6).
Dalam pengujian sampel Covid-19, kata Yusril, LPPT menyediakan segala bahan habis pakai dan peralatan termasuk alat untuk analisis genomik yaitu Next Generation Sequencing (NGS) Seq 550. Penyediaan peralatan bahan habis pakai ini juga merupakan kontribusi universitas dalam penanganan covid. “Kegiatan pengujian analisis genomik dilaksanakan oleh tim FKKMK yaitu oleh dr Gunadi, beserta tim Prof. Titik bekerja sama dengan tim LPPT,” ujarnya.
Pasca pandemi Covid-19 sekarang ini, kata Yusril, pihaknya ditunjuk oleh Kemenkes sebagai salah satu laboratorium jejaring analisis genomik untuk kasus hepatitis akut.
Selain itu, LPPT setiap harinya mampu menyediakan lebih dari 400 jenis pengujian yang dapat diakses oleh masyarakat maupun industri. Menurutnya, banyak dari industri yang melakukan pengujian di LPPT terutama terkait dengan penemuan kandidat obat baru, keamanan pangan, kosmetik, hingga limbah industri. Sedangkan di internal kampus, LPPT ditugaskan untuk mendukung kegiatan riset dan publikasi.
Tidak hanya soal pengujian riset, LPPT juga menyediakan berbagai pelatihan yang bersifat tidak berbayar atau didanai sebagai bentuk hibah dari institusi lain yang diterima LPPT bagi sivitas akademika UGM baik dosen dan mahasiswa.
“Pelatihan ini tidak terbatas pada pengetahuan peralatan yang dimiliki LPPT tetapi juga terkait pengetahuan atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.
Ia menyebutkan lebih dari 12 jenis pelatihan yang dapat diakses oleh sivitas akademika secara gratis. Diharapkan dengan berbagai kegiatan pelatihan tersebut dapat meningkatkan kualitas penelitian dan hilirisasi produk penelitian di UGM mengingat hewan model merupakan backbone dari penelitian terutama terkait dengan penemuan kandidat obat baru. “Kita juga memberikan diskon dan harga khusus penelitian bagi sivitas akademik UGM sehingga diharapkan dapat meringankan biaya penelitian yang dikeluarkan sehingga dapat memacu semangat penelitian,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson