Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) adalah tanaman asli Indonesia. Tanaman yang berasal dari Irian Jaya ini biasa dijadikan tanaman peneduh atau sekedar tanaman hias di pekarangan rumah, namun di sebagian masyarakat banyak yang mempergunakan sebagai obat obatan herbal.
Melalui penelitian empat mahasiswa UGM, Meirizky Zulharini S, Annishfia L. R, Siti Nurul H dan Naisbitt Iman H, Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) mampu dimanfaatkan sebagai Antinefrotoksisitas. Bahkan dari hasil penelitian mereka, Mahkota Dewa dianggap sebagai “Dewa Penyelamat” dalam menurunkan efek samping Cisplatin dan menghantarkan keempat mahasiswa menuju PIMNAS XXVI di Lombok Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian.
Meirizky Zulharini S menjelaskan Cisplatin merupakan agen kemoterapi atau obat kanker yang sangat efektif dan digunakan secara luas. Berdasar data statistik dari National Cancer Institute di tahun 2013, Cisplatin terbukti memberi kesembuhan pasien kanker serviks meningkat, dari 32 persen menjadi 62 persen. Sayang, seperti halnya agen kemoterapi lain, Cisplatin memiliki efek samping serius berupa nefrotoksisitas atau kerusakan ginjal.
“Kerusakan ginjal atau nefrotoksisitas ini diakibatkan oleh stress oksidatif dari metabolit radikal cisplatin. Nefrotoksisitas, memiliki prevalensi yang cukup tinggi”, papar Meirizky di Kampus UGM, Jum’at (6/9).
Kata Meirizky, data Medscape tahun 2013 memperlihatkan 1 dari 3 pasien yang mendapat cisplatin berisiko mengalami nefrotoksisitas. Hal ini tentu menambah penderitaan bagi pasien penderita kanker karena harus menghadapi resiko tambahan berupa kerusakan ginjal.
“Karena itu dibutuhkan suatu agen yang bersifat antioksidatif sehingga dapat mengatasi stress oksidatif cisplatin”, ungkap Meirizky.
Untuk itu, Meirizky bersama teman-teman menawarkan Mahkota Dewa (Phaleria marcrocarpa) yang merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua sebagai alternatif. Karena Mahkota Dewa memiliki kandungan flavonoid dominan berupa Kaempferol-3-O-B-D glukosida dan diketahui sebagai antioksidan dengan efektivitas tinggi, sehingga diharapkan mampu menetralkan efek nefrotoksisitas cisplatin.
“Berdasar masalah inilah, kami melakukan penelitian yang dilangsungkan di Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC), Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, secara in vitro dengan MTT assay”, katanya.
Ekstrak yang dipergunakan, kata Rizky, telah dibuktikan kandungan flavonoidnya dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dengan melakukan uji in vitro dengan menggunakan sel Vero sebagai pemodelan sel ginjal normal dan sel HeLa sebagai pemodelan sel kanker serviks, didapatkan bahwa kombinasi cisplatin dan ekstrak mahkota dewa pada konsentrasi 284 µM cisplatin dan 183µg/mL pada sel vero, mampu meningkatkan viabilitas atau jumlah sel hidup.
“Sehingga kami pun berkesimpulan bila ekstrak mahkota dewa berpotensi sebagai agen nefroprotektor atau pelindung ginjal, dan mudah-mudahan penelitian ini mendapat apresiasi sekaligus prestasi terbaik di Pimnas 2013 nanti”, pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)