YOGYAKARTA – Keluarga Besar Mahasiswa Asrama UGM mendirikan rumah baca Omah Karung Goni di Dusun Ngemplak, Caturharjo, Kecamatan Sleman, Sleman, Minggu (19/1). Peresmian ditandai dengan pelantikan 7 orang kader pengurus taman bacaan dari anggota karang taruna dan pengguntingan pita oleh Camat Sleman yang menandai dibukanya secara resmi pelayanan rumah taman baca.
Tien Simbolon, salah satu mahasiswa asrama UGM yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan pendirian taman bacaan bagi anak-anak dalam rangka memotivasi anak-anak untuk bersemangat bersekolah menggapai cita-citanya. “Kita ingin memotivasi anak putus sekolah di sini agar mereka bersemangat sekolah kembali,” kata Tien.
Taman bacaan yang dibangun di rumah Kepala Dusun ini menyediakan lebih dari 1.000 buku yang umumnya berupa buku cerita anak, buku pengetahuan, novel, dan buku agama. “Buku-buku ini hasil sumbangan mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan perpustakaan daerah DIY,” tambahnya.
Selain meresmikan taman bacaan, tambah Tien, mahasiswa asrama UGM ini juga menggelar pengobatan gratis dan bazaar sembako dan sandang murah. Kegiatan ini dikunjungi ratusan warga dusun Ngemplak dan sekitarnya. “Seluruh kegiatan ini diinisiasi mahasiswa asrama sebagai bentuk kepedulian kita dalam melakukan pengabdian di masyarakat,” ujarnya
Sedikitnya 35 orang mahasiswa asrama UGM yang ikut berpratisipasi dalam kegiatan. Menurut Tien, tiap dua bulan sekali, mahasiswa asrama UGM rutin menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat. Lokasi yang dijadikan tempat untuk pengabdian adalah daerah yang mayoritas warganya yang masih dalam kondisi miskin.
Camat Sleman, Iriansyah, mengaku Dusun Ngemplak yang berada di Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, merupakan satu-satunya kecamatan dari total 17 kecamatan di Sleman yang memiliki angka kemiskinan paling tinggi yakni, 25,3 %. ”Di lima desa yang ada di kecamatan Sleman ini, kebetulan Caturharjo masih tinggi tingkat kemiskinannya,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Iriansyah memberikan apresiasi kepada mahasiswa asrama UGM yang telah memilih Desa Caturharjo sebagai daerah binaan. Kegiatan pengabdian ini, menurutnya, diharapkan mampu mendukung program pengentasan kemiskinan yang sudah dicanangkan oleh pemerintah desa dan pemerintah Kecamatan Sleman.“Tepat sekali jika di Padukuhan ini dijadikan tempat pengabdian. Saya harap secara terus menrus terus dapat berkelanjutan dengan telah dibangunnya taman bacaan ini,” sambungnya.
Arbuwati, 52 tahun, salah seorang warga yang ditemui di sela-sela mengikuti pengobatan gratis mengaku senang bisa ikut pengobatan gratis. Apalagi kegiatan semacam ini jarang dilakukan di dusunnya. Ibu dari dua anak yang sehari-hari berprofesi sebagai pekerja rumah tangga ini sengaja datang untuk mengetahui kondisi kesehatannya. “Agar saya bisa tahu penyakit saya,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)