YOGYAKARTA – Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Siti Dawiesah Ismadi, M.Sc berpulang Jumat (30/5) lalu. Siti Dawiesah menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 14.45 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Prof. dr. Suhardjo,SU, SpM(K) yang mewakili Dekan Fakultas Kedokteran dalam sambutan pelepasan jenazah di Balairung, Sabtu (31/5) mengatakan, almarhumah meninggalkan empat orang putera dan sembilan cucu, serta satu cicit. “Almarhumah meninggal dalam usia 82 tahun,” terangnya.
Siti Dawiesah dikenal sebagai seseorang yang berkontribusi besar terhadap perkembangan ilmu gizi di Indonesia. Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc mengatakan, almarhumah merupakan salah satu dari sangat sedikit ahli bio-kimia yang secara konsisten sepanjang karir mengabdikan diri dengan menghabiskan energinya di laboratorium. “Ketika banyak ahli pre-klinik yang beralih ke klinik, beliau secara konsisten tetap mengembangkan pre-klinik biokimia,” paparnya
Parktino menambahkan, konsistensi Siti Dawiesah pada pengembangan boikimia preklinik tidak lantas menjauhkannya dari kebutuhan klinis dan masyarakat pada umumnya. “Almarhumah juga dikenal sebagai salah satu pelopor penggunaan terminologi translasional,” ungkapnya.
Salah satu kontribusi penelitian Siti Dawiesah adalah studi tentang zink sehingga berkontribusi secara signifikan untuk menangani masalah diare dan menstimulasi pertumbuhan sel, yang pada akhirnya mengurangi konsumsi anti-biotik. Selain aktif dalam dunia kedokteran, almarhumah dikenal pula sebagai aktifis gerakan kesetaraan gender. “Beliau selalu berpijak pada budaya lokal dengan bahasa yang santun dalam gerakan kesetaraan gender. Tidak heran, banyak pihak yang mendukung upaya almarhumah,” pungkas Pratikno. (Humas UGM/Faisol)