• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Sistem Pelat Terpaku Alternatif Perkerasan Jalan Pada Tanah Tak Stabil

Sistem Pelat Terpaku Alternatif Perkerasan Jalan Pada Tanah Tak Stabil

  • 04 Juni 2014, 11:16 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4732
Sistem Pelat Terpaku Alternatif Perkerasan Jalan Pada Tanah Tak Stabil

Pembangunan Sistem Pelat Terpaku dinilai lebih mudah dibandingkan perkerasan sistem CAM atau Cakar Ayam Modifikasi karena pemasangan tiang dapat dilakukan dengan alat pancang atau alat bor ringan. Selain itu karena biaya pembangunan lebih tinggi, maka perkerasan dengan Sistem Pelat Terpaku cocok dibangun untuk perkerasan jalan yang melewati daerah-daerah yang tanah dasarnya bermasalah.

“Untuk daerah yang tanahnya normal, maka cukup dibangun dengan struktur perkerasan yang konvensional,” tutur Prof. Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA saat menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada Fakultas Teknik UGM, Rabu (4/6) di Balai Senat UGM.

Pada pidato pengukuhannya yang berjudul "Perkerasan Jalan Beton dengan Menggunakan Sistem Pelat Terpaku", Hardiyatmo menjelaskan jika Sistem Pelat Terpaku ini diaplikasikan pada tanah dasar yang normal, maka akan memberikan perkerasan yang tahan lama dengan sedikit biaya pemeliharaan. Dengan demikian, bila ditinjau dari harga pembangunan awal, akan lebih mahal. Akan tetapi jika ditinjau terhadap biaya total struktur selama masa pelayanan, akan lebih murah.

“Walaupun biaya awal lebih tinggi dari perkerasan beton maupun aspal sistem konvensional, namun biaya total selama masa pelayanan lebih rendah,” katanya.

Sistem Pelat Terpaku atau Nailed Slab System yang diusulkan Hardiyatmo ini adalah suatu perkerasan beton bertulang dengan tebal antara 12-20 cm yang didukung oleh tiang-tiang beton mini dengan panjang 150-200 cm dan diameter 15-20 cm. Tiang-tiang dan pelat beton dihubungkan secara monolit dengan bantuan tulangan-tulangan. Interaksi antara pelat beton-tiang-tanah di sekitarnya menciptakan suatu perkerasan yang lebih kaku, yang lebih tahan terhadap deformasi tanah.

Menurut Hardiyatmo, dasar pemikiran dari fungsi tiang dalam Sistem Pelat Terpaku pada dasarnya sama seperti Sistem Cakar Ayam. Sistem ini merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah pembangunan jalan di Indonesia pada tanah yang tidak stabil.

“Banyak daerah yang tidak stabil, seperti lempung lunak atau tanah ekspansif. Tanah ini menimbulkan masalah pada kinerja jangka panjang perkerasan seperti perkerasan menjadi bergelombang tidak teratur,” tegas Hardiyatmo.

Beberapa manfaat lain penggunaan Sistem Pelat Terpaku tersebut, yaitu mampu mendukung lalu lintas berat dan volume tinggi. Perancangan dapat didasarkan pada beban kendaraan maksimum yang diinginkan, yang melebihi beban ganda standar untuk perkerasan konvensional. (Humas UGM/Satria)

Berita Terkait

  • Sistem CAM Alternatif Atasi Tanah Ekspansif

    Thursday,27 August 2015 - 14:55
  • Pemilihan Jenis Perkerasan Jalan Perlu Pertimbangan Matang

    Saturday,14 August 2021 - 13:11
  • Raih Doktor Usai Teliti Sifat Mekanis Beton Karet

    Sunday,24 July 2016 - 20:21
  • Ratusan Peneliti Menghadiri Konferensi Internasional Sains dan Teknologi

    Tuesday,11 July 2017 - 15:45
  • Dosen UGM Kembangkan Implan Tulang DCP

    Friday,21 August 2015 - 14:36

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual