Sebanyak 19 keluarga kurang mampu dari Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, DIY mendapatkan sertifikat tanah secara gratis. Program sertifikasi gratis dilakukan oleh Jurusan Teknik Geodesi, bekerjasama dengan alumni, industri, serta Badan Pertanahan Nasional (BPN). Penyerahan sertifikat dilakukan secara simbolis oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada perwakilan warga pemegang hak atas tanah Sabtu (27/9) di Fakultas Teknik UGM bertepatan dengan puncak acara HUT Jurusan Teknik Geodesi UGM ke-55.
“Ada 55 bidang tanah yang kami sertifikasi secara gratis,” kata Ketua panitia kegiatan, Dr. I Made Andi Arsana dalam rilis yang dikirim Senin (29/9).
Andi menuturkan dengan kepemilikan sertifikat tanah tersebut, hak atas tanah menjadi jelas secara hukum dan keruangan karena telah terpetakan dengan baik oleh lembaga pemerintahan terkait. Dengan adanya sertifikat memberikan kepastian kepemilikan tanah sehingga masyarajat dapat terhindar dari sengketa kepemilikan tanah.
Banyak pihak meyakini bahwa kegiatan tersebut merupakan model baru dalam pengabdian masyarakat oleh perguruan tinggi. Program ini merupakan kegiatan sertifikasi tanah milik warga tidak mampu yang pembiayaannya ditanggung oleh universitas melalui kerjasama dengan para alumninya. Menjadi contoh nyata program yang menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat miskin.
Seperti yang disampaikan oleh Kakanwil BPN DIY, Arie Yuwirin. Ia berharap program seperti ini nantinya dapat dilakukan oleh instansi pendidikan lainnya.
Dalam kesempatan itu turut diserahkan hasil pemetaan tiga dimensi atau 3D Keraton Yogyakarta kepada Sri Sultan HB X. Sebelumnya hasil pemetaan telah direkam dengan pemindai laser yang dikenal dengan Terrestrial Laser Scanner (TLS).
Proses pemetaan menghasilkan model Keraton dalam bentuk 3D dan bisa digunakan sebagai sarana untuk mendokumentasikan bangunan Keraton Yogyakarta secara digital. Dengan dokumentasi ini, bentuk asli Keraton akan terekam secara 3D sehingga nantinya bisa menjadi acuan apabila diperlukan perbaikan atau renovasi keraton karena suatu alasan.
“Hasil pemetaan 3D ini merupakan wujud nyata peran disiplin geodesi dan geomatika dalam menjaga tinggalan peradaban sekaligus mendukung keistimewaan Yogyakarta,” jelas Andi. (Humas UGM/Ika)