Sastrawan UGM Bakdi Soemanto tutup usia, Sabtu (11/10) dinihari di RS Panti Rapih, Yogyakarta. Bakdi Soemanto meninggal dunia pada usia 73 tahun. Pria kelahiran Solo, 29 Oktober 1941 tersebut meninggalkan istri J.A. Lana Indrayati, B.A. serta tiga orang anak, yaitu F.A.W. Satya Dharma, I. Kristina Dharma, dan M.Th. Kristidiana Putri.
Sebelum dimakamkan di makam keluarga besar UGM di Sawitsari, Condongcatur, dilakukan penghormatan terakhir almarhum Prof. Dr. Christoporus Soebakdi Soemanto, S.U., bertempat di Balairung UGM, Senin (13/10). Ratusan pelayat, baik dosen, mahasiswa maupun seniman hadir dalam acara tersebut.
Ketua Majelis Guru Besar (MGB) UGM, Prof. Dr. Ir. Susamto Somowiyarjo, M.Sc dalam sambutannya mengatakan bahwa UGM telah kehilangan salah satu putera terbaiknya. UGM berduka cita karena telah kehilangan Prof. Bakdi Soemanto yang selama hidup dikenal santun dan selalu membimbing para juniornya.
“Kiprah almarhum selama hidup luar biasa dan seluruh keluarga besar UGM turut berduka cita,” kata Susamto.
Susamto menambahkan selama hidup Bakdi Soemanto telah meninggalkan banyak warisan berharga dan menjadi teladan bagi masyarakat. Setidaknya ini tercermin dari pidato pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas ilmu Budaya UGM, 29 Juli 2004 yang berjudul Beberapa “Lakon Teater pada Masa Resah: Sebuah Refleksi pada Abad Nuklir di Inggris dan Amerika”.
“Reaksi sedih seorang seniman bisa mewakili perasaan dan pikiran masyarakat. Tulisan-tulisan almarhum di surat kabar pun dicintai banyak kalangan,” tambahnya.
Sementara seniman yang dikenal dekat dengan almarhum, Butet Kertaradjasa mengaku ikhlas atas kepergian Bakdi Soemanto. Ia mengenal Bakdi Soemanto sebagai sosok yang bisa memberi tauladan baik akademis maupun kehidupan. Ia yakin kepergian seorang seniman maupun sastrawan seperti Bakdi Soemanto nantinya akan digantikan oleh seniman-seniman muda lainnya.
“Gugurnya Bakdi Soemanto akan melahirkan Bakdi Soemanto lainnya,” kata Butet.
Gur Besar FIB UGM, Prof. Bakdi Soemanto ketika hidup juga memperoleh beberapa piagam penghargaan, yaitu piagam mengabdi 25 tahun di UGM (2004) dan Satyalencana Karya Satya 25 tahun (2007). Sementara itu, beberapa karya almarhum antara lain kumpulan cerpen Dari Kartu Natal ke Doktor Plimin (1979) dan Mincuk (2004), kumpulan puisi Bibir (2002) dan Kata (2006), serta kumpulan naskah drama Majalah Dinding (2006). (Humas UGM/Satria)