Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Dr. rer. nat. Budi Sulistyo, M.Sc., menyampaikan strategi untuk meningkatkan daya saing hasil kelautan di UGM.
Dalam Seminar Nasional Perikanan (SEMNASKAN) XX yang diselenggarakan Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM pada 22 Juli 2023, Budi Sulistyo memaparkan ada beragam upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan daya saing hasil kelautan. Salah satunya adalah mengembangkan produk berkualitas tinggi berstandar internasional.
“Penggunaan teknologi pengolahan yang efisien, ramah lingkungan serta menerapkan prinsisp ekonomi biru juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya siang hasil kelautan di tanah air,”ungkapnya.
Langkah lainnya dikatakan Budi Sulistyo dengan mengembangkan sistem logistik yang efektif, efisien, koneksitas, kompetitif, serta menjamin mutu dan keamanan pangan. Lalu, berorientasi pada biaya rendah untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, pemenuhan bahan baku, dan strategi promosi yang didukung diplomasi perikanan.
Strategi berikutnya yaitu menerapkan teknologi informasi analisis pasar, inovasi produk, kemudahan dan kecepatan, serta adanya komitmen pelaku usaha.
“Hal tersebut merupakan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya saing hasil kelautan dan perikanan yang didukung dengan penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan untuk peningkatan konsumsi domestik dan ekspor,”urainya.
Dalam seminar kali ini turut menghadirkan pembicara dari Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Indun Dewi Puspita, Ph.D. Ia menyampaikan presentasi dengan tema “Strategi Pengendalian Histamin untuk Keamanan dan Ketahanan Pangan”.
Indun menyebutkan bahwa sektor perikanan dan kelautan Indonesia berperan penting dalam pembangunan nasional dan menjadi bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs). Tuna merupakan primadona Indonesia, baik sebagai komoditas ekspor maupun konsumsi rumah tangga dalam negeri. Untuk itu penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan harus terus dilakukan sepanjang rantai pasok, mulai dari penanganan yang tepat di atas kapal, saat pembongkaran, proses pengolahan, distribusi, hingga sampai ke tangan konsumen.
“Tentu saja, hal tersebut akan berhasil jika ada sinergisitas dan kolaborasi antara nelayan, pelaku usaha, akademisi, peneliti, dan pemerintah,”tuturnya.
Semnaskan diselenggarakan sebagai wadah untuk mendiseminasikan hasil penelitian perikanan dan kelautan. Kegiatan ini diikuti oleh 295 peserta yang mendiseminasikan hasil penelitian meliputi bidang akuakultur, kelautan, biologi perikanan, manajemen sumber daya akuatik, sosial ekonomi perikanan, dan pasca panen. Pertemuan tersebut diharapkan dapat memperkuat pertukaran informasi, komunikasi maupun sinergi dan kolaborasi antar para peneliti dalam rangka memperkuat basis pengembangan keilmuan dan teknologi perikanan dan kelautan.
Penulis: Ika
Foto: Dok. Departemen Perikanan UGM