Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB-UGM) dan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman memaparkan hasil kajian objek kebudayaan tak bendawi yang berpotensi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kemendikbud di Puri Mataram, Sleman. Pemaparan kajian ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi bagi Dinas Kebudayaan dalam menetapkan WBTB.
“Ada sepuluh objek kebudayaan yang ditemukan di empat kecamatan, antara lain di Minggir, Tempel, Pakem, Turi,” kata Imam Prakoso selaku ketua tim inventarisasi dan kajian WBTB dari FIB di Puri Mataram, Kamis (9/11).
Sebanyak sepuluh objek kebudayaan tersebut, menurut Imam, antara lain mencakup seni, pengetahuan tradisional, dan tradisi lisan. Pada lingkup seni ada sholawat katolik, sholawat pitutur, rodat, keroncong tunas mekar, dan reog campursari eko budoyo.
Sementara pengetahuan tradisional meliputi kuliner bebek bacem nglengis, jamu gendong gesikan, dan sistem ekonomi pasaran. Terakhir adalah tradisi lisan yang berupa ngelmu titen Gunung Merapi dan Legenda Bukit Turgo.
“Setiap objek kebudayaan memiliki potensi untuk ditetapkan sebagai WBTB, namun perlu diperhatikan lagi sesuai dengan konteks implementasi Undang-undang Objek Pemajuan Kebudayaan.” tegas Imam.
Kepala Bidang Warisan Budaya Tak Benda, Dekhi Nugroho, menambahkan tujuan kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menetapkan warisan budaya tak benda. Hal ini berkaitan dengan belum meratanya jenis kebudayaan yang ditetapkan dari wilayah Kabupaten Sleman, selain ranah seni.
“Untuk penetapan warisan budaya tak benda masih minim di bidang seni. Oleh karena itu, kegiatan inventarisasi dan kajian warisan budaya tak benda ini bertujuan untuk melihat lebih luas potensi-potensi bentuk kebudayaan lain seperti pengetahuan tradisional yang terwujudkan oleh kuliner, sehingga bisa dioptimalisasikan ke dalam ranah ekonomi demi memajukan kesejahteraan masyarakat.” tegas Dekhi.
Kegiatan Diseminasi Inventarisasi dan Kajian WBTB Kabupaten Sleman 2023 melibatkan tim dosen FIB UGM yang terdiri atas Imam Prakoso, M.A, selaku ketua dengan anggota Dr. Mimi Savitri, M.A., Dr. Suzie Handayani, M.A., Agus Indiyanto, M.Si, Aditya Revianur, M.Hum., dan Dama Qory Arjanto, M.Si. Tim juga dibantu oleh para mahasiswa FIB UGM sebagai asisten pengumpul data kebudayaan, antara lain Ervita Ninda Iswantari Siti Nur Aqidatul Izza Ulfa Ifatul N Ridho Qholbi Nurvania Rachmah.
Penulis : Agung Nugroho