Sekolah Vokasi UGM menyelenggarakan Fab Camp Challenge 2023. Penyelenggaraan Fab Camp pertama kali ini berlangsung di Field Research Center Sekolah Vokasi UGM Kulon Progo DIY selama 5 hari, 17-21 September 2023 diikuti 60 peserta yang berasal dari 12 negara.
Sebanyak 60 peserta terdiri dari 17 peserta internasional diantaranya dari Pakistan, Malaysia, Norwegi, Filipina, Jepang, Vietnam, Yaman, Bangladesh, Jerman, Spanyol, Bhutan, Amerika, dan Indonesia. Selain itu terlibat pula 20 Warga Kulon Progo yang terdiri dari pemerintah daerah, perwakilan siswa SMK, dan UKM/Kelompok Tani, dan pengelola fasilitas penanganan limbah dan bahan sisa, 28 mahasiswa UGM, Perwakilan Kantor Urusan Internasional, dan Perwakilan Bappeda Kulon Progo.
Fab camp digelar sebagai salah satu contoh konkrit dukungan terhadap komitmen dalam mengangkat kearifan lokal untuk berkontribusi secara global. Dalam kegiatan ini, Kulon Progo sebagai salah satu penyangga perekonomian Masyarakat Yogyakarta, menjadi obyek dalam memperkenalkan budaya inovasi serta bentuk kolaborasi Universitas Gadjah Mada sebagai intitusi Pendidikan tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan mitra, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan Pemerintah Daerah (Bappeda) Kulonprogo untuk bersinergi dalam mempertajam kapasitas serta memberikan kontribusi bagi kesejahteraan Masyarakat.
Plt Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, S.T., M.T., menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini sebagai upaya memajukan secara bersama inovasi di Kulonprogo. Pemkab Kulonprogo secara terus menerus berusaha meningkatkan inovasi baik secara kuantitas maupun kualitas dan pada tahun 2023, dan program ini dinamakan Gema Indahku (Gerakan Bersama Memajukan Inovasi Kulonprogo).
“Berdasar pengamatan kami di lapangan ternyata ada tiga obyek yang akan dibahas secara detail menyangkut persoalan energi baru terbarukan, smart agriculture dan wise management,” ujarnya di FRC UGM Kulonprogo, Selasa (19/9) saat membuka resmi Fab Camp Challege bertema Akselerasi Inovasi di FRC dan FabLab yang Berkelanjutan dan Berjejaring Nasional/Internasional.
Bagi bupati tiga hal pokok tersebut bukan saja menjadi persoalan di Kulonprogo tetapi juga di seluruh DIY atau bahkan Indonesia. Oleh karena itu, bagaimana sekarang secara bersama mencari solusi atas berbagai masalah yang sedang dihadapi.
“Misal kekeringan karena el-nino, tapi alhamdullilah Kulonprogo tidak mengalami persoalan kekeringan khususnya terkait bidang pertanian. Tapi ini menjadi suatu tugas atau ide atau bahan yang bisa didiskusikan sehingga dari FRC muncul solusi untuk Indonesia,” terangnya.
Project Director Fab Lab UGM , Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., menambahkan tantangan ke depan sangat kompleks sekali sehingga semua membutuhkan kolaborasi, atau bahkan konvergensi terkait hal-hal apa yang akan dikerjakan di masa depan. Karenanya diharapkan keterlibatan stakeholder dari struktural yaitu jajaran pemerintah, jajaran intelektual, jajaran finansial dan jajaran sosial.
“Semua harus bergabung bersama-sama membangun negeri ini. Fab camp challenge kali ini ingin mempertemukan ide-ide dari seluruh dunia karena mayoritas diikuti generasi milenial yang mampu meluangkan ide-ide setelah melihat problem-problem yang ada di masyarakat. Bahkan kepada mereka diberikan kesempatan mengunjungi lokasi-lokasi yang memiliki masalah terutama terkait energi, pertanian, dan lingkungan utamanya persoalan sampah,” ungkapnya.
Untuk itu, sambungnya, FRC UGM memberikan fasilitas dan iklim yang kondusif untuk tumbuhnya ide-ide, kemudian berkolaborasi dan bersinergi agar mampu melahirkan solusi. Sebagai problem solver saat ini sangat dibutuhkan yaitu dengan mempertemukan antar disiplin ilmu dan antar bidang ilmu yang diharapkan akan melahirkan solusi dalam bentuk produk yang monumental nantinya.
Djagal menambahkan sebelumnya mereka melakukan kegiatan Fab Camp, para peserta telah melakukan pertemuan secara daring, menerima pembekalan, dan kemudian mereka terjun ke masyarakat menjaring masalah. “Dari mengidentifikasi masalah ini, kemudian di sini mereka berdiskusi untuk melahirkan ide-ide kreatif agar mampu menyelesaikan masalah masyarakat”, imbuhnya.
Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., mengatakan Universitas Gadjah Mada senantiasa berkomitmen untuk mendukung pengembangan kreativitas dan inovasi berbasis sinergi dengan konsep kerja sama antara Universitas-Industri-Pemerintah-Masyarakat atau University-Industry-Government-Community (UIGC). Karenanya disamping membangun Field Research Center (FRC) di Kulon Progo sebagai tempat bertemunya inovasi dan masyarakat, UGM juga mendirikan Fabrication Laboratory (Fab Lab) di FRC yang merupakan sebuah ekosistem inovasi terbuka berslogan Making (Almost) Anything.
FabLab Jogja (UGM) telah merancang langkah strategis yang fokus pada tindak lanjut Ideathon 2022 yaitu akselerasi dan perluasan kolaborasi, revitalisasi kegiatan melalui peningkatan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas, dan penguatan jejaring nasional maupun internasional. Salah satu kegiatan strategi yang dirancang adalah FabCamp Challenge 2023 yang merupakan kegiatan pelatihan, kolaborasi, dan pengembangan keterampilan khususnya di bidang teknologi sebagai upaya percepatan pertumbuhan teknologi berdasar permasalahan di Kulon Progo.
“Ini adalah camping untuk fabrication, peserta ada 60 orang dengan 3 masalah yang ingin diselesaikan yaitu masalah energi, lingkungan (sampah), dan smart agriculture. Mungkin kedepan bisa lebih luas lagi. Kepada mereka peserta dihadapkan masalah yang riil untuk dibawa ke fab camp didiskusikan dan dicarikan jalan solusinya, dan hasilnya berupa prototype untuk penyelesaian masalah , ada teknologi, metodologi dan lain-lain,” ungkapnya.
Penulis : Agung Nugroho