Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Narasi menghadirkan tiga Bakal Calon Presiden dalam Mata Najwa on Stage bertajuk “Bacapres Bicara Gagasan”, Selasa (19/9) di Grha Sabha Pramana UGM. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, serta Prabowo Subianto bergantian memaparkan gagasan yang mencakup berbagai topik aktual serta menjawab pertanyaan dari sivitas UGM.
Menurut Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., kegiatan ini merupakan bagian dari proses pendidikan politik, yang sekaligus menjadi bagian perwujudan kontribusi kampus bagi proses pendewasaan dan penyelenggaraan kualitas demokrasi.
“Tentu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk bisa mewujudkan Pemilu 2024 yang penuh dengan nilai-nilai kompetisi yang sehat dan adil, sarat etika politik, dan mengedepankan politik programatik sebagai mandat nilai-nilai Pancasila dan konstitusi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan beradab,” tutur Rektor.
Pada kesempatan ini, Ova menyampaikan 5 pesan kebangsaan UGM sebagai Guru Bangsa dan perguruan tinggi negeri pertama yang didirikan oleh negara Indonesia yang berdaulat. Salah satunya, ia mendorong seluruh kontestan Pemilu 2024 dan segenap bangsa untuk berkomitmen menjaga nilai-nilai ke-Indonesiaan yang bertumpu pada prinsip kedaulatan rakyat, kebinekaan dan multikulturalisme, kedaulatan nasional, serta kesejahteraan sosial.
“Kita harus memiliki komitmen, jangan sampai persaingan politik dalam Pemilu justru akan merusak nilai-nilai ke-Indonesia-an dan demokrasi untuk kesejahteraan yang kita yakini. Pemilu bukan sekadar mekanisme untuk bersaing mendapatkan kekuasaan dan kewenangan, namun sebagai mekanisme terbaik untuk bisa menangkap agenda-agenda kerakyatan dan aspirasi kemajuan bangsa untuk selanjutnya diwujudkan dalam kebijakan,” ucap Rektor.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kedaulatan dan ketahanan Indonesia di berbagai bidang, khususnya pangan, kesehatan, dan energi; strategi pembangunan ekonomi yang seimbang; pembangunan komprehensif dan mengakar kuat; serta penguatan kepemimpinan Indonesia untuk isu-isu global.
Anies Baswedan yang mendapat giliran pertama untuk menyampaikan gagasan, berbicara mengenai berbagai isu mulai dari penyediaan lapangan kerja hingga pengembangan energi terbarukan. Ia juga berbicara mengenai aspek keadilan dalam pembangunan dan pengambilan kebijakan.
“Kita selama ini sudah melakukan pembangunan tetapi yang menerima manfaat hanya sebagian. Tanggung jawab kita adalah memasukkan unsur keadilan di dalam seluruh pengambilan kebijakan,” ucapnya.
Pada sesi kedua, Ganjar Pranowo mendapat giliran untuk memaparkan gagasannya. Ganjar berbicara tentang transformasi enam pilar strategis yang meliputi pilar pangan, lingkungan, digital, energi, penegakan hukum, juga pendidikan dan kesehatan. Hal ini ia kaitkan dengan kondisi bonus demografi serta cita-cita Indonesia Emas.
“Menuju 2045 seratus tahun Indonesia, setidaknya ekonomi kita akan melompat dari peringkat tujuh belas menjadi empat. Itu akan bergantung kita dan yang duduk di depan saya,” ujarnya kepada para mahasiswa.
Mendapat giliran ketiga, Prabowo Subianto menyampaikan paparan terkait strategi transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Dalam paparannya, ia menjabarkan 17 program prioritas yang di antaranya mencakup pemberantasan korupsi, penguatan pertahanan negara, serta swasembada pangan.
Kita harus mencapai swasembada pangan, dan saya yakin ini bisa. Kalau kita laksanakan dengan benar, kita bukan saja swasembada tapi kita menjadi lumbung pangan dunia,” tuturnya.
Penulis: Gloria
Foto: Ito/Donie