Firdausi Nur Azizah merupakan salah satu mahasiswa pascasarjana UGM penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), yang pada Wisuda Program Pascasarjana periode II TA 2023/2024 lalu (24/1) di Grha Sabha Pramana menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 4.00 dan mewakili para wisuda lainnya memberikan sambutan.
Gelar ini baginya terasa sangat spesial, mengingat perjuangannya mencari beasiswa untuk bisa menempuh pendidikan lanjut terbilang tidak mudah. Selepas menamatkan studi S1 ia sempat bekerja di salah satu perusahan swasta bidang pertanian sembari terus berburu beasiswa. Dua kali ia merasakan kegagalan untuk memperoleh beasiswa ini karena belum mendapatkan promotor. ”Saat itu, pendaftaran PMDSU Batch IV, saya kembali cek informasinya dan ternyata belum juga ada promotor dari program studi saya, sehingga tidak bisa mendaftar,’ keluhnya.
Tahun 2019 Azizah mendaftar PMDSU setelah memperoleh promotor yang merupakan dosen pembimbing skripsinya saat di program sarjana. Tanpa banyak bertanya, Azizah menyiapkan semua pemberkasan dan persyaratan yang diperlukan di sela-sela ia bekerja. ”Alhamdulillah tahun 2019 menjadi tahun saya untuk bisa join sebagai awardee PMDSU Batch V di Departemen Tanah UGM,” kenang Azizah dengan penuh haru.
Di sela-sela kuliah, ia membantu promotor mengerjakan proyek penelitian terkait dengan bidang ilmu yang digelutinya, sembari menyusun research plan untuk penelitian S3 yang diidam-idamkan. Setelah lolos lanjut ke program Doktor, ia mengikuti kuliah sambil melakukan penelitian sehingga kegiatannya tak pernah lepas dari lahan atau lapangan sebagai laboratorium penelitian. Azizah menempa dirinya dari pagi sampai malam, dan dari hari ke hari bergulat di laboratorium.
Kerja keras Azizah bukan tanpa rintangan. Di tahun kedua studinya terjadi pandemi Covid-19 sehingga kegiatan perkuliahannya sempat terkendala. Beberapa kegiatan penelitian harus diubah karena pembatasan saat pandemi, dan ini berdampak pada jadwal penelitiannya di Jepang yang mundur satu tahun. ”Penelitian saya mengharuskan ada di lapangan dan laboratorium yang melibatkan banyak orang dan beberapa kegiatan penelitian dilakukan di luar kota, sedangkan selama masa pandemi ada aturan social distancing yang pasti sangat berdampak pada proses penelitian,” kenang Azizah.
Bagi Azizah, strategi utama dan terpenting selama studi adalah manajemen waktu, emosi dan kesehatan. Untuk lulus tepat waktu, Azizah selalu menentukan target jangka panjang untuk 4 tahun studi, maupun target jangka pendek mengikuti skema penelitian yang dirancangnya. Azizah juga aktif berdiskusi dengan promotor dan co-promotor di setiap proses, progress masalah maupun hasil dari studinya.
Azizah sendiri sudah bergulat di bidang ilmu tanah sejak 2017, saat ia menempuh pendidikan sarjana. Ilmu tanah sangat menarik bagi Azizah. Menurutnya, Ilmu tanah mempelajari tidak hanya tanah sebagai media tanam dalam dunia pertanian, tetapi juga sebagai sumberdaya lahan. Bagi Azizah, inilah yang menarik dari ilmu tanah, suatu bidang ilmu yang sangat kompleks karena bersinggungan dengan ilmu lain.
”Kami mempelajari berbagai tanah dari asal mula terbentuknya, karakterisasi, pemanfaatan, permasalahan hingga pengelolaannya sesuai dengan kapasitasnya sehingga bisa sustainable untuk menunjang semua kebutuhan dan kegiatan manusia di bumi ini yang tak lepas dari tanah mulai dari sandang, pangan, papan hingga energi. Ini sangat menantang, karena itu cakupan peluang kerja juga sangat luas dari pertanian, perkebunan, pertambangan, dan lain-lain,” ungkap dosen UGM ini dengan penuh semangat.
Azizah yang kini aktif mengajar di Departemen Tanah, Fakultas Pertanian UGM ingin terus berkarya menjadi pengajar, peneliti, dan melakukan pengabdian. ”Sejak masih dibangku sekolah, saya sudah terbiasa mengajar anak-anak kecil di sekeliling rumah saya. Lalu, saat menjadi mahasiswa sarjana, saya sangat tertarik dengan kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh para dosen, dan paling semangat untuk mengikuti kegiatan penelitian baik di laboratorium dan lapangan,” ungkapnya.
Sumber: Humas DPP
Editor: Gloria