Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Bertha Maya Sopha, ST., M.Sc., Ph.D.,, IPU, ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Industri pada upacara pengukuhan jabatan Guru Besar yang berlangsung di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Selasa (1/8). Pada acara pengukuhan, Prof. Bertha menyampaikan pidato yang berjudul Transisi Circular Supply Chain melalui Engineered Socio-Technical System dengan Agent-Based Modeling.
Bertha menjelaskan, Agent-Based Modeling (ABM) merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memodelkan komponen dan interaksinya serta memprediksi perilaku sistem dalam jangka panjang. Bahkan, dalam revolusi industri 4.0, ABM bisa menjadi alat yang sangat relevan karena dapat digunakan sebagai digital twin untuk membantu dalam perancangan strategi, intervensi dan kebijakan.
Lebih jauh Bertha menambahkan, ABM juga dikembangkan untuk memahami mekanisme adopsi dan difusi kendaraan berbahan bakar gas untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dan mengurangi emisi. Sejak tahun 2004, Indonesia telah menjadi negara pengimpor minyak, dimana sektor transportasi merupakan sektor yang berkontribusi terhadap 70 persen emisi. Oleh karenanya, pemerintah mencanangkan program diversifikasi bahan bakar untuk kendaraan pribadi dengan mengenalkan bahan bakar gas sebagai salah satu alternatif bahan bakar. Meski pemerintah telah menyediakan pasokan bahan bakar yang cukup dan membangun infrastruktur, namun tidak banyak penduduk yang menggunakan kendaraan berbahan bakar gas.
“Adopsi dan difusi kendaraan ramah lingkungan akan berlanjut dalam jangka panjang jika kebijakan infrastruktur dan insentif ekonomi melalui subsidi juga dilakukan bersamaan dengan peningkatan pajak kendaraan yang tidak ramah lingkungan, serta membangun persepsi terhadap tingkat keamanan kendaraan ramah lingkungan,” kata Bertha.
Selain digunakan untuk memahami mekanisme transisi energi dan sistem logistik, ABM juga dapat diimplementasikan dalam perancangan evakuasi yang merupakan bagian dari operasi dalam logistik kemanusiaan. Menurutnya, operasi logistik kemanusiaan tidak hanya bertujuan meminimalkan korban dengan sumber daya yang ada, namun juga perlu dirancang sedemikian rupa meminimalkan dampak terhadap lingkungan dalam jangka panjang.
Sementara rencana kebijakan pemerintah untuk mengadopsi kendaraan listrik di Indonesia dalam mencapai net zero emission sekarang ini dapat dipahami bahwa penggunaan kendaraan listrik di Indonesia belum dapat dikatakan sustainable karena energy mix atau bauran energi masih didominasi oleh batubara sehingga emisi banyak dikeluarkan oleh pembangkit listrik selain penggunaan kendaraan.
“Mendorong penggunaan kendaraan listrik harus dibarengi dengan pembangunan ekosistem pengelolaan end-of-life dari kendaraan listrik agar tujuan untuk mengurangi potensi pemanasan global harus dibarengi dengan upaya penurunan dampak lingkungan yang lain seperti human toxicity potential dan mineral depletion potential,” jelasnya.
Ia berpendapat untuk mewujudkan kebijakan peningkatan penggunaan kendaraan listrik, menurutnya para akademisi, praktisi dan pemerintah perlu membangun ekosistem kendaraan listrik dengan pendekatan circular supply chain yang meliputi pembangklit listrik, produksi kedaraan, penggunaan kendaraan listrik, penggunaan end-of-life dan industri-industri terkait seperti industri pertambangan, industri elektronik, industri photovoltaics dalam rangka membentuk sistem ekonomi sirkular.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto