Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., bersama Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, Yuddy Renaldi, melakukan penandatanganan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Selain menunjang tugas pokok kedua belah pihak, penandatanganan kerja sama UGM dan Bank BJB dimaksudkan untuk memenuhi sistem pelayanan jasa perbankan melalui mekanisme pemberian fasilitas jasa layanan perbankan di bidang Tridarma Perguruan Tinggi.
“Sekali lagi kami dari Bank BJB menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja sama ini yang sudah lama diupayakan oleh Bank BJB dan civitas akademika UGM utamanya dengan jajaran Rektorat dan terima kasih telah diberikan kepercayaan oleh Universitas Gadjah Mada,” ujar Yuddy Renaldi di ruang Sidang Pimpinan UGM, Senin (19/6)..
Yuddy mengatakan Bank BJB merupakan Bank Pembangunan Daerah yang sebelum pemisahan antara Jawa Barat dan Banten lebih dikenal dengan nama Bank Jabar. Setelah mengikuti perubahan struktur pemerintah daerah yang memisahkan antara Jawa Barat dan Banten maka nama berubah menjadi Bank Jawa Barat dan Banten.
Pada tahun 2010 Bank BJB melakukan IPO dan ini sebagai bank daerah pertama mengadakan IPO. Upaya ini dilakukan agar menjadikan Bank BJB lebih menasional karena dengan perubahan nama orang tidak lagi melihat Bank BJB sebagai bank milik orang Sunda.
“Kami memang dengan para pendahulu mempunyai visi ke depan agar Bank BJB menjadi satu Bank BPD dengan rasa nasional. Saat ini kami ada di 14, di ujung barat ada di Medan dan di ujung timur di Makassar. Di Papua dan beberapa pulau kami hadir melalui perwakilan BPR-BPR yang kami danai karena kami belum melihat potensi di sana untuk tumbuh sebagai bank daerah,” katanya.
Memperoleh beberapa informasi berkaitan dengan inisiasi dari OJK untuk menggabungkan beberapa Bank Daerah sebagai Kelompok Usaha Bank, Bank BJB pun berusaha sebagai inisiator dan berperan sebagai holding. Sebagaimana yang tengah diupayakan bersama pemerintah Provinsi Bengkulu.
Bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu, Bank BJB berinisiasi untuk bekerja sama dan menjadi pemegang saham pengendali khususnya untuk Bank BPD Bengkulu. Bank BJB berusaha berperan sebagai pemegang saham nomor dua setelah Pemerintah Provinsi Bengkulu.
“Dimana kami ada disana untuk mensinergikan bisnis terutama dalam membantu Bank BPD Bengkulu untuk menjadi bank yang lebih banyak memiliki produk yang sama seperti bank nasional lainnya. Harapannya ini sebagai contoh untuk bank BPD lainnya, mudah-mudahan dalam waktu dekat KUB atau holding yang diinisiasi dari bank BJB bisa menjadi inisiasi untuk berkelompok usaha bank dengan bank-bank BPD lain,”ucapnya.
Yuddy Rinaldi menuturkan Bank BJB saat ini juga sedang menginisiasi dengan beberapa Bank BPD lainnya, dan Bank BJB tetap berperan sebagai holding. Beberapa inisiasi itu diantaranya dilakukan dengan Bank Sultra, Bank Maluku Utara dan beberapa Bank Daerah lainnya.
Selain itu, Bank BJB pun juga menawarkan produk kerja sama BJB Syariah dan BJB Securitas. Hal ini dilakukan karena beberapa daerah di Indonesia juga tengah menginisiasi untuk menggabungkan beberapa Bank Syariah Daerah dan bersama Bursa Efek Indonesia membangun perusahaan efek di daerah.
“Selain itu semua, kami juga diminta mengawal operasional ekonomi masyarakat di Jawa Barat dan Banten, dan tentunya tidak hanya sebatas daerah itu tapi di seluruh daerah di Indonesia untuk mensupport pemberdayaan ekonomi yang ada,” ungkapnya.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., atas kepecayaan yang diberikan Bank BJB kepada UGM. Ekspansi jauh dari Jawa Barat dan Banten ke Yogyakarta tentunya dengan harapan memberikan nuansa yang positif untuk kinerja yang lebih baik lagi.
“Tentunya kerja sama UGM dan Bank BJB dapat dikembangkan. Bukan hanya yang tertulis di dalam kerja sama, tapi bisa juga misalnya tadi soal pengembangan UMKM, dan saya kira hal itu yang perlu kami apresiasi dan menjadi peluang yang sangat besar,” kata Rektor.
Ova menuturkan mahasiswa UGM setiap tahun mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional dan di tahun ini sebanyak 282 proposal mahasiswa UGM dinyatakan lolos. Menurutnya, proposal-proposal karya mahasiswa ini banyak terkait dengan kreatifitas-kreatifitas yang perlu untuk dilihat dan dipertimbangkan.
Ide-ide yang hadir dari mahasiswa ini perlu dilihat bagaimana aplikasi di lapangan dan kemungkinan untuk dihilirkan. Hal ini tentunya menjadi keunggulan sekaligus peluang yang bisa dilakukan bersama antara UGM dan Bank BJB.
“Tentunya bukan hanya menguntungkan satu atau dua pihak tapi satu bangsa. Kami juga ingin menyampaikan UGM dengan ikatan alumni yang cukup kuat, saya kira ini suatu investasi yang luar biasa sehingga kami berharap adanya kerja sama untuk pengembangan UMKM untuk dapat dikerjasamakan dengan alumni yang tidak hanya di dalam tapi juga alumni di luar negeri,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Donnie