Universitas Gadjah Mada dan PT. Bukit Asam Tbk sepakat menjalin kerja sama dalam bidang Pendidikan, Riset, Pengabdian kepada Masyarakat serta pengembangan teknologi dan penguatan sumber daya manusia. Hal itu mengemuka dalam penandatanganan nota kesepahaman antar kedua belah pihak yang ditandatangani oleh Wakil Rektor UGM Bidang Perencanaan Aset dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi Nugroho M.Eng., Ph.D. dan Direktur Utama Bukit Asam, Arsa Ismail, Jumat (15/9), di ruang Auditorium Fakultas Teknik UGM.
Arief Setiawan mengatakan penandatanganan kerja sama dengan Bukit Asam merupakan untuk ketiga kalinya dilaksanakan. Sebelumnya Bukit Asam juga melakukan kerja sama terkait dengan Fakultas Kehutanan, Fisipol dan FKKMK. “Kerja sama dengan Fakultas Kehutanan dalam bidang lingkungan hidup karena Bukit Asam tidak hanya melakukan eksplorasi, namun pemeliharaan lingkungan,” katanya.
Kerja sama dalam bidang riset menurut Arief diharapkan bisa mengaplikasikan berbagai teknologi yang dihasilkan oleh para peneliti terutama dalam bidang mineral dan batubara yang bisa memberi nilai tambah dari produk tambang. “Kita tidak ingin universitas riset yang hasilnya hanya berupa publikasi saja, namun bisa diaplikasikan dan bermanfaat bagi bangsa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Arief menyampaikan saat ini jumlah tenaga ahli di UGM semakin bertambah dengan adanya jumlah profesor yang mencapai sekitar 400-an orang. Jumlah tersebut masih jauh dari target agar tenaga pendidik UGM bisa mencapai 700 orang profesor atau lebih dari 20 persen dari total tenaga dosen yang mencapai 3.427 orang. “Tahun ini kita ketambahan 99 orang dosen yang diangkat menjadi profesor. Kemungkinan bertambah satu orang lagi akan genap menjadi seratus,” katanya.
Sementara Arsal Ismail mengatakan kerja sama penelitian dengan UGM sangat diperlukan dalam rangka melakukan hilirisasi pada produk batubara dari perusahaannya. Sebab, pihaknya selalu melakukan efisiensi dan optimalisasi eksplorasi batubara dengan menyesuaikan dengan harga pasar. “Jika harga lagi bagus, kita usahakan cadangan tidak berkurang. Sedangkan ketika harga turun maka kita melakukan optimasi,” paparnya.
Ia menjelaskan pihaknya tengah mendukung kebijakan pemerintah untuk mendorong kegiatan produksi upstream menuju downstream guna meningkatkan nilai tambah produk. Kegiatan hilirisasi produk batubara ini menggandeng peneliti dari Fakultas Teknik UGM. “Hilirisai produk nikel sudah banyak dilakukan sementara batubara masih dalam proses. Kita mencoba melakukan ke batubara agar lebih komersial lagi. Seperti ekstraksi asam humat dari batubara untuk bahan pupuk pertanian karena bisa meningkatkan kesuburan tanah,” katanya.
Selain kerja sama dalam bidang penelitian, Arsal Ismail juga berharap kerja sama dalam bidang pendidikan dalam bentuk magang untuk mahasiswa juga bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan mahasiswa mengikuti kegiatan praktik eksplorasi batubara dan riset hilirisasi. “Kita berharap ke depan kerja sama bisa menjadi kerja sama jangka panjang, tidak hanya penelitian bisa dioptimalkan magang bisa langsung magang ke tempat kita,” harapnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Donnie Tristan