Ketahanan pangan menjadi posisi sentral dalam peningkatan produktivitas nasional, perbaikan kualitas hidup, hingga pembangunan berkelanjutan suatu negara. Sayangnya untuk menuju bangsa yang berketahanan pangan, Indonesia memiliki tantangannya sendiri, meliputi ketersediaan sarana dan prasarana pertanian, skala usaha tani yang kecil akibat konversi lahan, perubahan iklim, akses pangan yang tidak merata, food loss and waste yang tinggi, regenerasi petani yang lambat, serta tantangan di inovasi dan diseminasi teknologi. Indonesia membutuhkan kebijakan yang terukur, responsif, dan tepat agar kerentanan dalam ketahanan pangan dapat diatasi.
Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM sebagai salah satu unit penunjang Tridharma Perguruan Tinggi bertekad mengambil peran dalam upaya menyukseskan program ketahanan pangan bangsa. Mengusung konsep circular farming dalam kegiatan operasional hariannya, PIAT UGM mengembangkan beberapa model ekosistem bisnis pertanian yang saling terkait sehingga menciptakan sebuah ekosistem yang berkelanjutan. PIAT menyadari untuk menyukseskan ketahanan pangan dibutuhkan kolaborasi lintas disiplin ilmu dan kemitraan pentahelix yang melibatkan akademisi, dunia usaha, pemerintah, masyarakat, dan media sehingga cita-cita bangsa yang berketahanan pangan dapat tercapai.
Untuk mengakselerasi tercapainya rencana penguatan model circular farming dan penguatan kemitraan tersebut, PIAT UGM berencana untuk menyelenggarakan kegiatan AGRIFEST 2024 yang akan dilaksanakan pada 5-7 September 2024 di Kawasan PIAT UGM yang berlokasi di Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. “Tagline kegiatan kami adalah Seeding Ideas, Growing Futures. Jadi selain ingin mengenalkan PIAT UGM kepada publik, AGRIFEST 2024 diharapkan bisa menjadi platform untuk mempercepat hilirisasi teknologi dan inovasi di sektor agrokompleks,” ungkap Alan Soffan, Ph.D selaku Kepala PIAT UGM saat diwawancara pada Rabu (28/8).
AGRIFEST akan berlangsung selama tiga hari dan terbagi menjadi 13 kegiatan berupa talkshow, pameran inovasi teknologi Fakultas Agrokompleks UGM, kunjungan ke demplot penanaman padi Gamagora 7, pameran mitra industri dan startup yang bergerak di bidang agrokompleks, Agri Jobs untuk mempertemukan perusahaan mitra dengan para pencari kerja, pameran produk UMKM, pameran anggrek dan tanaman hias, lokakarya agroteknologi, bazar pakaian murah, senam sehat, serta visitasi ke fasilitas PIAT UGM. “Kami juga bekerja sama dengan RSA UGM untuk melakukan cek kesehatan gratis dengan kuota 100 orang per harinya, lalu akan ada lomba Inosi atau inovasi olahan nasi menggunakan beras Gamagora 7,” tutur Alan.
Pada talkshow nasional di hari pertama akan mengangkat dua tema yang berbeda yaitu menguatkan program ketahanan pangan untuk mewujudkan visi Indonesia emas 2045, serta kolaborasi dan kemitraan multi stakeholders di sektor agrokompleks. “Kami akan menghadirkan banyak narasumber, yaitu Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas RI, Prof. Jamhari selaku dosen Fakultas Pertanian UGM, dan perwakilan mitra kerja sama kami dari PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kujang, PT Tunas Widji Nayottama, PT Kubota Indonesia, dan Janu Riyanto selaku salah satu Ketua Gapoktan di Kabupaten Sleman yang sudah banyak mendapatkan penghargaan,” jelas Alan yang juga merupakan dosen dan peneliti di bidang hama dan penyakit tanaman.
Sedangkan untuk hari kedua akan ada talkshow best practice yang lebih difokuskan untuk mengedukasi petani dan masyarakat umum. “Tema yang kami angkat tidak kalah menarik, yakni peran strategis perempuan dalam ketahanan pangan dan petani naik kelas,” ujar Alan.
Ia menambahkan di hari kedua akan melibatkan figur-figur yang telah memberikan kontribusi dan berdampak nyata bagi pemberdayaan masyarakat di Yogyakarta, seperti Yayasan Beringin, Sekolah Pagesangan, Wondis Cokelat, PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), dan Agradaya. Masih di hari kedua, akan ada lokakarya di mana peserta bisa mempraktekkan materi yang diberikan narasumber, yaitu pembuatan kompos dan POC serta pembuatan tempe koro. Senam bersama, Lomba inovasi olahan nasi, dan lelang anggrek akan menjadi penutup di hari ketiga.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Dokumentasi PIAT UGM